Nanang dalam keterangan tertulisnya dikutip di Jakarta, Jumat, adanya percepatan vaksinasi PMK akan membantu menekan kerugian para peternak karena vaksinasi PMK merupakan harapan bagi peternak agar hewan ternak terlindung dari paparan virus.
“Kerugian akibat PMK luar biasa terutama setelah kematian dan potong paksa. Juga sapi-sapi yang sudah gemuk itu susut lagi. Susut sampai bisa 10 persen sampai 15 persen,” kata Nanang.
Pemerintah melalui Kementerian Pertanian kembali memesan vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dari luar negeri sebanyak 14 juta dosis. Vaksin itu untuk program vaksinasi gelombang kedua terhadap ternak sehat yang terancam penularan PMK.
“Restocking ternak akan bisa dilakukan ketika sapi dari para peternak pembibitan itu sudah divaksin. Jadi, kami melakukan transaksi untuk dimasukkan ke dalam kandang ketika sapi sudah bersertifikat, bervaksin,” kata Nanang.
Dia mengatakan para peternak berharap pemerintah menerapkan regulasi tegas dalam impor daging konsumsi agar tidak berdampak pada penjualan ternak dalam negeri. Nanang khawatir serbuan daging impor di tengah-tengah kondisi usaha ternak yang belum stabil akibat imbas wabah PMK akan memukul para peternak.
“Jadi harapan kami jangan sampai nanti berdalih untuk mencukupi kebutuhan daging setelah PMK dimasukkan daging dari India dengan harga murah. Itu akan menjatuhkan harga ternak rakyat. Yang tadinya peternak berharap ada harga yang baik untuk memulihkan kerugian yang lalu menjadi pupus karena masuknya daging dari India,” kata Nanang.
Sebelumnya, Direktur Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal Peternak dan Kesehatan Hewan Kementan Nuryani Zainuddin mengatakan pada bulan Mei 2022 pemerintah telah mendatangkan sekitar 14 juta dosis vaksin PMK untuk vaksinasi ternak gelombang pertama. Vaksinasi pada gelombang ini ditargetkan tuntas dilakukan minggu kedua September 2022.
Baca juga: Per Rabu 1,71 juta hewan ternak telah divaksin PMK
Baca juga: Himpunan peternak upayakan vaksin mandiri percepat vaksinasi PMK
Baca juga: Pemerintah imbau peternak besar lakukan vaksinasi PMK secara mandiri
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022