Perusahaan Umum Kehutanan Negara (Perhutani) resmi melakukan regrouping melalui merger anak usaha Inhutani I dan Inhutani V serta penjenamaan ulang atau rebranding identitas Palawi Risorsis menjadi Econique untuk membentuk sinergi potensial yang siap bersaing di pasar global...merger anak perusahaan diharapkan mampu meningkatkan kinerja operasional dalam hal efektivitas pengelolaan sumber daya hutan,
Direktur Utama Perum Perhutani Wahyu Kuncoro mengatakan aksi korporasi itu menunjukkan bahwa perseroan memiliki skala ekonomi usaha dan pangsa pasar yang lebih besar serta akses yang lebih luas daripada sebelumnya.
“Tujuan merger adalah untuk membentuk sinergi potensial, sehingga grup Perhutani siap menghadapi persaingan usaha nasional dan global,” ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Aksi merger itu, kata Wahyu, dapat mempermudah berbagi pengetahuan, salah satu bentuk sinergi potensial antara induk dan anak perusahaan. Research and development, serta pengembangan sumber daya manusia yang telah dilakukan Perhutani Forestry Institute dapat pula diimplementasikan oleh anak perusahaan.
Baca juga: Perhutani gabungkan anak usahanya untuk tingkatkan fokus produk
Lebih lanjut ia menjelaskan regrouping anak anak usaha Perhutani menunjukkan strategi yang fokus terhadap produk, yaitu Inhutani I fokus pada produk kayu berbasis engineering wood product, biomassa, pengembangan proyek-proyek nature based solutions atau perdagangan karbon dan pengembangan multi usaha kehutanan, serta optimalisasi kawasan konsesi hutan alam dan hutan tanaman.
Sedangkan, Inhutani V fokus pada produk hasil hutan bukan kayu berupa gondorukem, terpentin, dan derivat, serta optimalisasi pemanfaatan kawasan melalui skema kemitraan untuk pengembangan hasil hutan bukan kayu dan multi usaha kehutanan.
Selanjutnya, Econique fokus terhadap bisnis ekowisata. Selain mengelola destinasi wisata di bawah naungannya, bisnis wisata yang digarap oleh Perhutani dan Inhutani I dialih kelolakan atau spin off secara bertahap kepada Econique.
Pada tahun 2022 terdapat 26 destinasi wisata dan enam rest area yang dilakukan alih kelolakan. Kawasan yang digarap Econique juga dilakukan peresmian Bobocabin Coban Rondo Batu Malang oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Perhutani, Econique, dan Bobobox Indonesia.
Sebaliknya, sumber daya yang dimiliki anak perusahaan dapat pula digunakan untuk pengembangan usaha baru, seperti pengembangan proyek nature based solutions. Dengan demikian, merger anak perusahaan berdampak terhadap efisiensi dalam pengembangan usaha Perhutani, yaitu saling tukar informasi dan tukar keunggulan yang dimiliki masing-masing, baik anak maupun induk perusahaan.
Baca juga: Perhutani komitmen percepat kebangkitan ekonomi melalui kegiatan TJSL
“Menuju Perhutani baru, kami ingin berubah dengan cepat bersama-sama di tengah dinamika yang terjadi saat ini. Ke depan, Perhutani sebagai induk perusahaan akan fokus pada hulu bisnis, yaitu kelestarian sumber daya hutan dan kelestarian hasil hutan,” tegas Wahyu.
Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury menuturkan bahwa restrukturisasi BUMN termasuk penataan anak perusahaan bertujuan untuk mendorong perusahaan BUMN fokus pada bisnisnya, sehingga mampu memberi kontribusi pada peningkatan pertumbuhan perekonomian negara dan masyarakat.
Sebagai BUMN yang termasuk ke dalam klaster perkebunan dan kehutanan, Perhutani juga dinilai telah mewujudkan upaya restrukturisasi tersebut.
Menurut Pahala, merger anak perusahaan diharapkan mampu meningkatkan kinerja operasional dalam hal efektivitas pengelolaan sumber daya hutan, sehingga berdampak terhadap kehidupan masyarakat sekitar hutan dan juga lingkungan, serta meningkatkan kinerja finansial perusahaan pasca merger.
“Di samping itu, alih kelola bisnis wisata kepada anak perusahaan juga diharapkan dapat meningkatkan fokus pada pengelolaan bisnis ekowisata,” ucap Wakil Menteri BUMN.
Baca juga: Perhutani raih pengakuan dunia berkat pengelolaan hutan berkelanjutan
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022