"Kami menyakini nilai adat budaya nusantara yang dilestarikan adalah cara efektif untuk menepis dan mempersempit ruang gerak ideologi radikal terorisme," kata Kepala BNPT Komjen Polisi Boy Rafli Amar melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Boy Rafli menyampaikan beragam-nya adat budaya pada hakikatnya melambangkan kemajemukan Indonesia atau Bhineka Tunggal Ika. Beragam adat budaya tersebut bagaikan kekayaan aneka warna yang menciptakan paduan keselarasan yang indah.
Sementara itu, menurutnya, ideologi teroris yang memaksakan satu warna bertujuan untuk memusnahkan adat budaya nusantara yang wujudnya beraneka ragam tersebut.
Baca juga: BNPT paparkan lima upaya cegah radikalisme dan terorisme
Baca juga: Anggota DPR minta BNPT buat peta jalan pemberantasan radikalisme
"Ideologi radikalisme terorisme adalah nilai yang menghancurkan peradaban dan budaya. Ideologi terorisme ingin membuat budaya baru yang sarat dengan kekerasan," tegas pria kelahiran Sumatera Barat itu.
Oleh sebab itu, BNPT terus gencar menjalin kerja sama dengan segenap pihak untuk bahu-membahu dalam melestarikan adat serta budaya nusantara. Termasuk salah satunya dengan menggandeng Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) sebagai salah satu pihak pelestari adat budaya.
Tujuannya ialah untuk menguatkan nilai adat dan budaya secara bersama-sama di tengah masyarakat.
Sementara itu, Ketua Umum MAKN Eddy Wirabumi menyatakan pihaknya dan BNPT memiliki satu visi dan gagasan dalam memandang pentingnya pelestarian nilai adat budaya. Sebab, dengan adanya adat budaya yang terpelihara, maka bangsa Indonesia akan memiliki jati diri sendiri.
Hal tersebut, kata dia, tentunya berdampak baik bagi bangsa yakni tidak mudah goyah oleh pengaruh budaya luar termasuk ideologi radikal terorisme.
"MAKN dan BNPT satu visi dalam mencegah radikal terorisme. Adat serta tradisi budaya ini bisa berkembang dan dengan sendirinya akan menangkal intoleransi," tambahnya.
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022