• Beranda
  • Berita
  • Rektor UI sarankan konsep "The Golden Mid-Way" siasati krisis energi

Rektor UI sarankan konsep "The Golden Mid-Way" siasati krisis energi

28 Agustus 2022 11:13 WIB
Rektor UI sarankan konsep "The Golden Mid-Way" siasati krisis energi
Rektor Universitas Indonesia Prof. Ari Kuncoro. ANTARA/HO-Humas UI.

Persoalannya adalah pertumbuhan ekonomi ini juga didukung oleh subsidi BBM dan subsidi BBM menjadi permasalahan bagi keuangan negara ketika harga minyak dunia naik

Rektor Universitas Indonesia (UI) Ari Kuncoro menyarankan konsep The Golden Mid-Way untuk menyiasati krisis energi yang saat ini berpotensi mendorong pemerintah untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.

Konsep The Golden Mid-Way merupakan langkah menaikkan harga BBM bersubsidi sekitar 30 persen sampai 40 persen sehingga aktivitas perekonomian seperti pariwisata dan UMKM tetap berjalan dengan baik.

“Persoalannya adalah pertumbuhan ekonomi ini juga didukung oleh subsidi BBM dan subsidi BBM menjadi permasalahan bagi keuangan negara ketika harga minyak dunia naik,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Minggu.

Selain itu, Ari juga menyarankan agar pemerintah dapat mengontrol volume penyaluran BBM bersubsidi sehingga benar-benar dapat dinikmati oleh masyarakat yang tepat dan berhak.

Hal tersebut sejalan dengan keterangan dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati beberapa waktu lalu yakni konsumsi masyarakat terhadap BBM bersubsidi sangat meningkat dari perkiraan sebesar 23 juta kiloliter hingga akhir tahun menjadi 29 juta kiloliter.

Sementara itu, pemerhati isu-isu strategis Imron Cotan mendukung konsep The Golden Mid-Way yang dikemukakan Ari Kuncoro karena saat ini harga minyak dunia naik sangat drastis sehingga harga BBM bersubsidi perlu ditinjau kembali.

"Konsep yang dikemukakan Rektor UI dengan menaikkan harga BBM bersubsidi berkisar 30-40 persen untuk menyokong turisme dan UMKM merupakan hal tepat,” ujar Imron.

Direktur Eksekutif Moya Institute Hery Sucipto menambahkan banyak pihak yang menilai subsidi BBM ini bocor atau tidak tepat sasaran sehingga dibutuhkan strategi agar APBN tidak terbebani dan masyarakat tetap bisa melakukan konsumsi.

"Dibutuhkan pencerahan-pencerahan agar kita arif dalam menyikapi krisis energi ini serta opsi yang akan diambil pemerintah,“ tegasnya.


Baca juga: Ekonom sebut kenaikan BBM untuk mengatasi subsidi salah sasaran
Baca juga: Sri Mulyani: Subsidi dan kompensasi bisa bengkak sampai Rp698 triliun
Baca juga: Bantuan kelompok rentan bisa kurangi dampak penyesuaian harga BBM

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022