Belgrade pada 17 September akan menjadi tuan rumah parade EuroPride, acara yang digelar setiap tahun di kota Eropa yang berbeda.
Namun, Presiden Aleksandar Vucic mengatakan pada Sabtu bahwa acara itu akan dibatalkan atau ditunda, seraya menyebut ancaman dari aktivis sayap kanan.
Aksi protes pada Minggu itu, yang digelar selama prosesi untuk memperingati hari libur keagamaan, dipimpin oleh para agamawan dari Gereja Ortodoks Serbia.
Beberapa uskup mengatakan parade Price mengancam nilai-nilai keluarga tradisional dan harus dilarang.
"Lindungi anak-anak dan keluarga kami," bunyi tulisan pada sebuah poster yang dibawa para demonstran pada Minggu. Beberapa dari mereka juga memegang salib.
Demonstran lainnya meneriakkan slogan-slogan yang mendukung gerakan sayap kanan atau nasionalis.
Beberapa di antaranya mengibarkan bendera Rusia, sebagai tanda dukungan bagi Moskow, sekutu tradisional Serbia.
Pemerintah Serbia sedang berusaha menyeimbangkan ambisi mereka untuk bergabung dengan Uni Eropa sambil menjaga hubungan baik dengan Rusia dan China.
Presiden Vucic mengatakan pada Sabtu, EuroPride akan dibatalkan atau ditangguhkan karena alasan keamanan.
Selain ancaman dari "perusuh" sayap kanan, Vucic juga menyebut sejumlah isu lain, seperti perseteruan dengan Kosovo dan krisis energi.
"(Acara) itu akan diselenggarakan, tetapi pada waktu lain yang lebih menyenangkan," kata dia.
Seorang perwakilan PBB di Serbia mengkritik larangan Belgrade pada EuroPride.
"Itu akan melanggar komitmen Serbia pada hak-hak asasi manusia," kata koordinator PBB di Serbia, Francoise Jacob, dalam pernyataannya.
Pemerintah Serbia sebelumnya telah melarang parade Pride. Larangan itu menuai kritik dari kelompok-kelompok HAM dan lainnya.
Beberapa parade Pride pada awal dekade 2000-an juga mendapat tentangan keras dan diwarnai kekerasan.
Namun, parade-parade Pride di Serbia sebelumnya berlangsung damai, sebuah perubahan yang disebut penyelenggara menjadi alasan kenapa Belgrade dipilih sebagai tuan rumah 2022.
EuroPride 2021 digelar di Copenhagen, Denmark.
Serbia menjadi salah satu calon anggota baru Uni Eropa. Agar bisa diterima, negara itu harus memenuhi syarat dengan memperbaiki aturan perundang-undangan dan catatan tentang hak-hak minoritas.
Serbia juga harus memberantas kejahatan terorganisasi dan korupsi, serta memperbaiki hubungan dengan Kosovo.
Sumber: Reuters
Baca juga: MUI sesalkan perilaku menjurus promosi LGBT di CFW
Baca juga: Anies enggan tanggapi masukan legislator PKS soal LGBT dalam CFW
Pewarta: Anton Santoso
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2022