"Hal yang krusial itu (bagi generasi muda dalam menyongsong Indonesia Emas) adalah bagaimana menanamkan konsensus kebangsaan. Itu harus selalu ditanamkan pada generasi muda sehingga tidak tergerus oleh budaya asing," kata Widodo saat menjadi narasumber dalam Podcast Salam Pancasila (Sampan) Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), sebagaimana dipantau melalui akun YouTube BPIP RI di Jakarta, Senin.
Menurut dia, sebagai generasi penerus bangsa yang berperan mewujudkan Indonesia Emas pada tahun 2045, anak-anak muda memang diharuskan untuk melakukan inovasi, beradaptasi dengan kecanggihan teknologi, dan belajar banyak hal dari negara-negara lain. Namun, mereka tidak boleh tercerabut dari akar budaya serta kebangsaan sehingga perlu senantiasa mengamalkan empat konsensus kebangsaan tersebut, terutama nilai-nilai Pancasila.
Baca juga: Waka MPR: Empat pilar kebangsaan harus jadi pedoman jawab tantangan
Baca juga: MPR: Empat konsensus kebangsaan jawab berbagai tantangan bangsa
Selanjutnya, Widodo menilai BPIP berperan penting dalam memastikan generasi muda senantiasa mengamalkan konsensus kebangsaan, terutama nilai-nilai Pancasila, dalam mewujudkan Indonesia Emas. Peran tersebut, kata dia, salah satunya dapat dilaksanakan melalui kerja sama dengan perguruan tinggi dalam merumuskan pola pendidikan dan penyebaran konsensus kebangsaan kepada generasi muda.
"Ke depan, kalau kerja sama ini dirajut dengan lebih kuat, BPIP akan dapat berkontribusi langsung dalam pendidikan Pancasila atau nilai-nilai Pancasila. Kita sangat sepakat nilai-nilai Pancasila inilah yang harus melandasi segala aspek perkembangan inovasi dan teknologi di Indonesia," lanjut Widodo.
Di samping itu, tambah dia, sinergisme seluruh komponen bangsa, terutama antara perguruan tinggi, lembaga negara, dan para pemangku kepentingan lainnya juga berperan penting untuk mewujudkan pembangunan Indonesia yang komprehensif.
"Itu hal yang sangat penting bahwa pembangunan atau kemajuan harus dilakukan secara komprehensif dengan bersinergi satu dengan yang lain. Tanpa ada sinergitas, pembangunan akan berat sebelah," tutur dia.
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022