• Beranda
  • Berita
  • Yayasan Puri Kauhan Ubud gelar kompetisi film pendek

Yayasan Puri Kauhan Ubud gelar kompetisi film pendek

29 Agustus 2022 19:10 WIB
Yayasan Puri Kauhan Ubud gelar kompetisi film pendek
Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud Ari Dwipayana (kedua kanan). ANTARA/HO-Dokumentasi Pribadi
Yayasan Puri Kauhan Ubud bekerja sama dengan Organisasi Festival Film Pendek Minikino mengadakan kompetisi film pendek yang mengambil inspirasi dari cerita rakyat Bali dengan tema pemuliaan air dan pelestarian alam-lingkungan di Bali.

Berdasarkan siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin, kompetisi tersebut akan memberikan apresiasi berupa dana produksi masing-masing Rp25 juta rupiah bagi lima ide film pendek terbaik.

"Mengapa cerita rakyat? ini penting sekali untuk saya sampaikan bahwa masyarakat Bali ketika berbicara tentang budayanya atau berbicara tentang sistem keyakinannya, itu tidak hanya merujuk pada teks atau lontar saja, tetapi biasanya merujuk pada mitologi, cerita-cerita yang berkembang dan tumbuh di dalam masyarakat," jelas Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud AAGN Ari Dwipayana.

Ari yang juga merupakan Koordinator Staf Khusus Presiden mengatakan tujuan kompetisi ini, yaitu memperkenalkan kearifan lokal masyarakat Bali dalam menjaga dan melestarikan lingkungan.

Dia mengatakan kepercayaan atau pengetahuan orang Bali muncul bukan karena membaca teks saja, namun juga karena banyak mendengar cerita atau mitologi.

Ari menilai, cerita-cerita rakyat yang berkembang di masyarakat Bali banyak mengandung pesan yang luar biasa, terutama tentang konservasi lingkungan serta konservasi budaya.

Misalnya, cerita tentang hutan larangan/alas kekeran, suatu kawasan hutan yang dilindungi secara adat, di mana ada aturan tidak tertulis dengan wahana cerita rakyat, seperti tumbuhannya tidak boleh dipetik dan jika dipetik dapat membuat pemetik-nya tersesat, serta banyak cerita lainnya.

"Pesannya jelas, manusia harus menjaga alam dan tidak boleh merusak-nya," jelas dia.

Sementara itu,Ketua Dewan Juri kompetisi tersebut yakni sutradara Garin Nugroho mengatakan, isu seni budaya dan lingkungan menjadi isu utama saat ini, di mana dunia memberikan perhatian lebih terhadap perpaduan isu tersebut, khususnya pascapandemi COVID-19 yang menggoncang dunia.

Garin juga bercerita, bahwa sebagian besar film animasi khususnya yang bertemakan keluarga yang diproduksi Hollywood bersumber dari cerita rakyat masyarakat Timur Tengah.

"Kalau kita lihat hampir 60 persen film yang diproduksi Hollywood khususnya yang animasi dan keluarga, temanya itu diambil dari cerita rakyat masyarakat timur tengah, ada Simba, Aladin, dan sebagainya. Artinya, cerita rakyat itu menjadi sumber produksi film yang pesannya disebarkan ke seluruh dunia," tutur Garin.

Baca juga: Yayasan Puri Kauhan Ubud gelar pelatihan Tandur Taru Usadhaning Desa

Baca juga: Yayasan Puri Kauhan Ubud gelar Pentas Tari Nyapuh Tirah Campuhan


Lebih lanjut, Garin menilai, saat ini 60 persen masyarakat Indonesia adalah penduduk usia muda, yang sebagian besar hidup dan dihidupi oleh gawai atau dunia digital.

Dia menilai langkah Yayasan Puri Kauhan Ubud melakukan kompetisi film pendek yang dapat terakses dengan mudah dalam dunia digital adalah langkah tepat, guna memperkenalkan kembali cerita rakyat yang memiliki pesan terkait konservasi alam dan lingkungan.

Rangkaian acara kompetisi film pendek tersebut akan berlangsung dari September-Desember 2022, di mana tahap pertama kompetisi yaitu pendaftaran proposal ide cerita yang dibuka dari tanggal 1-15 September 2022.

Ide proposal dari semua peserta yang mendaftar akan dinilai dan diseleksi oleh para dewan juri yang kompeten yakni Garin Nugroho (sutradara dan produser) dan Happy Salma (artis dan produser), Tjokorda Raka Kerthyasa (Bendesa Desa adat dan tokoh budaya), Robby Navicula (musisi yang peduli terhadap isu lingkungan), Anak Agung Gde Ariawan (Yayasan Puri Kauhan Ubud dan pemerhati seni), dan I Wayan Suarmaja (Koordinator penyuluh bahasa Bali).

Kompetisi film pendek tersebut termasuk dalam rangkaian kegiatan Sastra Saraswati Sewana 2022 yang diselenggarakan Yayasan Puri Kauhan Ubud yang mengangkat tema Toya Uriphing Bhuwana, Usadhaning Sangaskara, Air Sumber Kehidupan Penyembuh Peradaban, dan berfokus di tiga tempat yaitu, daerah hulu, tengah (campuhan) dan pesisir.

Baca juga: Ari Dwipayana sebut desa wisata harus terlibat jaga alam dan budaya

Kegiatan di daerah tengah diselenggarakan di sepanjang Daerah Aliran Sungai Oos, yang diselenggarakan sejak bulan Juni 2022 dan diisi dengan berbagai kegiatan, seperti penanaman pohon, bersih-bersih petirtan dan sumber mata air, serta inventarisasi peninggalan arkeologi disepanjang DAS Oos.

Selain itu juga dilaksanakan revitalisasi desa wisata melalui pelatihan desa wisata dan pelatihan pengelolaan sampah, pelatihan pemanfaatan tanaman obat untuk kesehatan keluarga, upacara bendera di Campuhan dan parade seni HUT kemerdekaan ke-77 RI, pameran Seni Rupa Toya-Agra-Rupa yang dirangkai kegiatan art-talk dan lomba seni lukis anak-anak SD dengan tema lingkungan, pentas seni Nyapuh Tirah Campuhan, hingga kompetisi film pendek yang diinspirasi cerita-cerita rakyat masyarakat Bali.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022