"Untuk jangka panjang, masyarakat bersama pemerintah daerah agar mengevaluasi kondisi lingkungan di kawasan hulu dan sepanjang daerah aliran sungai. Penanaman kembali kawasan hulu dengan vegetasi yang bernilai ekologi dan ekonomis akan mampu mengurangi potensi banjir di masa depan," kata Abdul di Singkawang, Selasa.
Baca juga: Dinkes Kalbar pastikan layanan di RSUD Singkawang setelah banjir
Dia menegaskan banjir yang melanda Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat Sabtu (27/8), sudah berangsur surut. Hal tersebut sebagaimana hasil kaji cepat yang dilaporkan ke Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB per Minggu (28/8) pukul 23.37 WIB.
Menurutnya, kondisi curah hujan yang tinggi dan kondisi tanah yang labil, juga memicu terjadinya longsor di beberapa titik.
"Kerugian materiil tercatat 250 rumah dan 1 unit rumah sakit terdampak banjir. Selain itu, satu unit rumah rusak ringan, tiga unit rumah rusak berat dan 1 unit sarana ibadah terdampak longsor," katanya.
Upaya asesmen dan penanganan telah dilakukan dengan menyalurkan bantuan logistik bagi pemenuhan kebutuhan dasar warga terdampak.
"Tim gabungan yang terdiri atas BPBD, unsur TNI-Polri, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) setempat, relawan dan masyarakat masih bersiaga di lokasi untuk melakukan pemantauan terhadap kondisi cuaca dan mengantisipasi potensi banjir susulan," kata Abdul.
Baca juga: Operasi pasien tetap berjalan meski RSUD Singkawang terendam banjir
Baca juga: Bangsal RSUD Abdul Azis Singkawang terendam banjir
Cuaca di lokasi terpantau cerah berawan, namun warga diminta tetap meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan. BMKG telah mengeluarkan informasi peringatan dini untuk esok hari berupa waspada potensi hujan yang disertai petir/kilat dan angin kencang berdurasi singkat.
"Wilayah yang berpotensi terjadi hujan intensitas sedang hingga lebat, yaitu di sebagian wilayah Kabupaten/Kota Ketapang dan Singkawang," katanya.
Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022