• Beranda
  • Berita
  • B20 Indonesia gandeng perusahaan kerjasama dengan pendidikan vokasi

B20 Indonesia gandeng perusahaan kerjasama dengan pendidikan vokasi

30 Agustus 2022 20:37 WIB
B20 Indonesia gandeng perusahaan kerjasama dengan pendidikan vokasi
Perwakilan perusahaan melakukan penandatanganan dokumen perjanjian kerja sama (MoU) serentak dengan institusi pendidikan vokasi di tanah air, di Jakarta, Senin (29/8/2022) (Antara/HO/Kadin Indonesia)
B20 Future of Work & Education Task Force (FOWE TF), Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia menggandeng enam perusahaan untuk menandatangani dokumen perjanjian kerja sama (MoU) serentak dengan puluhan institusi pendidikan vokasi.

Chair of B20 FOWE TF, Hamdhani Dzulkarnaen Salim menyatakan, kerja sama tersebut dilakukan dalam rangka mendukung pendidikan vokasi dan program magang di industri dan dunia usaha dengan konsep link & match.

"Melalui kerja sama ini, FOWE TF ingin membantu meningkatkan kualitas talenta muda dalam negeri melalui program magang dan penguatan pendidikan vokasi sehingga bisa memenuhi kebutuhan industri saat ini maupun di masa depan," ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

Menurut dia kemitraan dengan enam korporasi ini merupakan komitmen konkrit dari B20 FOWE TF yang merumuskan tiga rekomendasi kebijakan mencakup tiga prioritas utama yang meliputi penciptaan lapangan kerja, pendidikan yang berkualitas untuk masa depan dan keragaman dan inklusi.

Sementara itu keenam perusahaan yang melakukan kerjasama tersebut yakni PT Astra Agro Lestari Tbk; PT Astra Daihatsu Motor; PT Astra International Tbk; PT Astra Otoparts Tbk; PT Bina Karya Prima dan PT United Tractors Tbk.

Dalam penandatanganan yang dilakukan pada Senin (29/8) lalu, enam korporasi tersebut menjalin MoU dengan 30 institusi pendidikan baik SMK maupun kampus dari berbagai kota di Indonesia.

Sementara itu Hamdani menambahkan pendidikan vokasi, secara tujuan sangat bagus karena memang membekali lulusannya dengan keterampilan. Artinya, pendidikan vokasi sangat strategis untuk memenuhi kebutuhan industri atau link & match.

Persoalannya, dunia industri belum bisa merasakan manfaat maksimal dari lulusan vokasi karena keterampilan atau skill yang dimilikinya belum sesuai dengan kebutuhan industri.

Hal itu, tambahnya, bisa karena kurikulum yang ketinggalan zaman, peralatan bengkel atau lab yang minim, kualifikasi pengajar yang tidak kompeten dan banyak hal.

"Untuk itu, kemitraan ini merupakan penyegaran dan revitalisasi dari pendidikan vokasi melalui program magang, pelatihan, bantuan alat dan revisi kurikulum agar mencapai kesinambungan dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja di masa depan,” ujar Hamdhani.

Chair of B20 Indonesia, Shinta Kamdani menambahkan komitmen dan implementasi dari MoU ini akan memberikan manfaat bagi dunia usaha dunia industri serta menghasilkan SDM vokasi yang mampu meningkatkan daya saing industri.

"Ini memperlihatkan pendidikan vokasi sangat erat dan berkontribusi besar pada perekonomian nasional," ujarnya.

Sementara itu, Chair Empoyment Working Group G20 Indonesia yang juga Sekjen Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Anwar Sanusi mengatakan sangat mengapresiasi inisiatif link & match yang dimotori Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia serta B20 FOWE TF dengan menggandeng 6 (enam) korporasi besar yang menghasilkan 30 MoU tersebut.

"Penandatanganan MoU ini akan mengakselerasi peningkatan kualitas SDM Indonesia. Presidensi B20-G20 Indonesia harus dijadikan momentum untuk membangkitkan kembali ekonomi indonesia dengan mendidik dan menghasilkan talenta muda berkualitas unggul. Kemajuan suatu negara-bangsa itu dari SDM-nya dan itu jadi aset terpenting kerangka kesejahteraan bangsa,” katanya.

Baca juga: B20: Format pendidikan yang hasilkan keterampilan praktis diperlukan

Baca juga: KADIN-B20 sambangi Australia perkuat komitmen investasi sektor SDGs

Pewarta: Subagyo
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022