• Beranda
  • Berita
  • Gulkarmat DKI bangun hidran mandiri di 16 lokasi yang sulit sumber air

Gulkarmat DKI bangun hidran mandiri di 16 lokasi yang sulit sumber air

30 Agustus 2022 21:35 WIB
Gulkarmat DKI bangun hidran mandiri di 16 lokasi yang sulit sumber air
Petugas pemadam kebakaran memadamkan api yang membakar rumah penduduk di kawasan Jalan Simprug Golf Dua, Jakarta, Minggu (21/8/2022). Penyebab kebakaran masih dalam proses penyelidikan pihak berwajib. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.

sumber airnya dari air hujan dimasukkan ke dalam tangki penampungan

Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Keselamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta membangun hidran mandiri di 16 lokasi wilayah Jakarta yang selama ini kesulitan sumber air.

Kepala Dinas Gulkarmat DKI Jakarta Satriadi mengatakan pembangunan hidran mandiri ini sebagai upaya mempercepat penanggulangan kebakaran di wilayah padat penduduk yang selama ini tidak punya atau jauh dari sumber air baik perpipaan maupun alami.

"Nah upaya yang kita lakukan adalah membangun hidran mandiri di daerah yang memang jauh dari sumber air, terlebih yang padat huniannya," kata Satriadi saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

Hidran mandiri tersebut, lanjut Satriadi, dibangun di tengah perkampungan yang sumber airnya berasal dari air hujan yang ditampung dan dialirkan ke berbagai titik yang sudah ditentukan untuk kemudian digunakan petugas pemadam kebakaran.

"Jadi hidran mandiri itu  pompa yang di bawahnya ada tandon air, sumber airnya dari air hujan dimasukkan ke dalam tangki penampungan," kata Satriadi.

Berdasarkan data dari Dinas Gulkarmat DKI Jakarta, 16 lokasi hidran mandiri tersebut yakni di Jakarta Pusat di RW 014 Kelurahan Kebon Melati (panjang pipa 919 meter, 11 titik box hidran, dan siamese connecting 1 titik); di RW 01 Kelurahan Galur (panjang pipa 540 meter, 10 buah box hidran, siamese connecting 2 buah, dan 2 buah hidran pilar); di RW 10 Kelurahan Menteng (panjang pipa 832 meter, 12 buah box hidran, siamese connecting 1 buah, dan 2 buah hidran pilar).

Untuk Jakarta Utara, di di RW 05 Kelurahan Cilincing (panjang pipa 575 meter, 5 titik box hidran, dan siamese connecting 3 titik); di RW 12 Kelurahan Pademanagan (panjang pipa 837 meter, 12 buah box hidran, siamese connecting 1 titik, dan 2 buah hidran pilar); di RW 05 Kelurahan Koja (panjang pipa 525 meter, 7 buah box hidran, siamese connecting 1 titik, dan 2 buah hidran pilar).

Untuk Jakarta Barat, di RW 07 Kelurahan Cengkareng Timur (panjang pipa 470 meter, 6 buah box hidran, dan siamese connecting 2 titik); di RW 08 Kelurahan Palmerah (panjang pipa 860 meter, 13 buah box hidran, siamese connecting 2 titik, dan 2 buah hidran pilar); di RW 04 Kelurahan Kedoya Utara (panjang pipa 917 meter, 8 buah box hidran, siamese connecting 2 titik, dan 2 buah hidran pilar).

Untuk Jakarta Selatan, di RW 08 Kelurahan Manggarai Selatan (panjang pipa 621 meter, 11 buah box hidran, dan siamese connecting 1 titik); di RW 02 Kelurahan Cipete Utara (panjang pipa 802 meter, 9 buah box hidran, siamese connecting 2 titik, dan 2 buah hidran pilar); di RW 05 Kelurahan Gandaria Utara (panjang pipa 815 meter, 11 buah box hidran, siamese connecting 2 titik, dan 2 buah hidran pilar).

Untuk Jakarta Timur, di RW 09 Kelurahan Pisangan Baru (panjang pipa 490 meter, 8 buah box hidran, dan siamese connecting 1 titik); di RW 10 Kelurahan Centek Ciracas (panjang pipa 736 meter, 10 buah box hidran, siamese connecting 1 titik, dan 2 buah hidran pilar); di RW 08 Kelurahan Halim Perdanakusuma (panjang pipa 801 meter, 10 buah box hidran, siamese connecting 1 titik, dan 2 buah hidran pilar); di RW 11 Kelurahan Cipinang Besar Utara (panjang pipa 789 meter, 10 buah box hidran, siamese connecting 2 titik, dan 2 buah hidran pilar).

Ke depan, kata Satriadi, fasilitas hidran mandiri ini akan terus diperbanyak dengan mempertimbangkan kepadatan penduduk serta geografisnya.

"Ke depan akan kami tambah lagi. Kami prioritaskan itu daerah daerah yang padat hunian, jauh dari sumber air, dan jauh dari pos pemadam kebakaran," tuturnya menambahkan.

Adapun hidran perkotaan konvensional di Jakarta sendiri saat ini, ada sekitar 1.800 unit, dan yang berfungsi baik sekitar 70-80 persen.

Adapun maksud berfungsi baik, kata Satriadi, bukan berarti hidran itu tidak ada airnya, namun memiliki tekanan yang kurang sehingga performanya tidak maksimal.

Hal ini juga, karena sumber air untuk hidran yang bersatu dengan air perpipaan untuk konsumsi.

"Jadi semua sebenarnya berfungsi, namun tekanannya yang berbeda, ibaratnya kalau dilihat di film kartun hidran bisa ngangkat mobil ya, tapi kalau di sini kita harus nyedot gitu lo, bukannya mengandalkan tekanan," kata dia.
Baca juga: Sekitar 70-80 persen hidran di Jakarta berfungsi baik
Baca juga: Lima tahun terakhir, 60-70 persen kebakaran di DKI akibat arus pendek
Baca juga: Gulkarmat DKI gencarkan pencegahan kebakaran

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2022