Menurut siaran pers BNPB yang diterima di Jakarta, Rabu, bantuan tersebut sudah tiba di Desa Simatalu, Kecamatan Siberut Barat, Pulau Siberut, pada Selasa (30/8).
"Desa Simatalu menjadi salah satu wilayah yang terdampak gempa bumi dengan jumlah warga pengungsi paling banyak, termasuk Desa Simalegi," kata Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Mentawai Novriadi mengatakan bahwa bantuan dari BNPB datang tepat waktu karena pasokan bantuan untuk warga yang terdampak gempa di Desa Simatalu dan Desa Simalegi hanya cukup untuk dua hari saja.
Gempa dengan magnitudo 6,1 yang terjadi Senin (29/8) pukul 10.29 WIB di wilayah Kepulauan Mentawai diikuti dengan 13 gempa susulan dengan magnitudo 3,5 hingga 6,1.
Menurut Abdul, guncangan akibat gempa tersebut dirasakan cukup kuat di Pulau Siberut dan telah memaksa 2.326 warga mengungsi ke perbukitan.
Warga umumnya mengungsi karena mengkhawatirkan dampak gempa susulan dan kemungkinan terjadi tsunami.
Abdul mengatakan bahwa gempa bumi telah menyebabkan kerusakan satu gedung SMPN 3 Simalegi, satu unit bangunan SDN 11 Simalegi, satu gedung Puskesmas Betaet, satu gereja, dan aula Kantor Camat Siberut Barat.
Baca juga:
2.326 warga mengungsi untuk menghindari dampak gempa di Mentawai
Gempa M 6,1 Kepulauan Mentawai sebabkan kerusakan di Pulau Siberut
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022