Tunggal putra Indonesia Jonatan Christie mengatakan bahwa dirinya tidak bisa menerapkan strategi dengan baik saat menghadapi wakil tuan rumah Kenta Mishimoto pada babak kedua Japan Open 2022 di Maruzen Intec Arena Osaka, Jepang, Kamis.Tidak mudah setiap bertemu Nishimoto. Harus siap capek
Jojo, sapaan akrab Jonatan, gagal melaju ke perempat final turnamen level Super 750 itu usai takluk 21-15, 13-21, 18-21 kepada Nishimoto setelah melalui laga selama 1 jam 18 menit.
Bagi Nishimoto, hasil tersebut menjadi revans kekalahannya dari Jonatan dalam pertemuan terakhirnya pada babak 16 besar Malaysia Open 2022.
Baca juga: Jojo tumbang, Gregoria melaju ke perempat final Japan Open 2022
“Tidak mudah setiap bertemu Nishimoto. Harus siap capek. Tadi jujur saya agak tidak bisa mengontrol bola, kadang bisa cepat, kadang bisa lambat. Jadi strategi saya tidak bisa berjalan baik dan lawan memang lebih baik,” ungkap Jojo dalam keterangan resmi PBSI di Jakarta, Kamis.
Tunggal putra peringkat delapan dunia tersebut bahkan mengaku sempat bingung harus menerapkan pola permainan seperti apa ketika lawannya itu selalu bisa mencari celah untuk mendapat poin pada gim penentu.
“Di gim ketiga itu sebenarnya pola permainan saya sudah tepat, pegang permainan depan tapi dia beberapa kali berusaha menarik saya ke belakang. Saya merasa permainan saya tidak buruk, hanya tadi pengambilan keputusannya sudah tepat hanya eksekusinya yang kurang pas,” tuturnya.
Setelah tersingkir, Jojo mengatakan akan mengevaluasi hal-hal yang perlu ditingkatkan untuk menghadapi tur Eropa pada Oktober nanti.
Ada dua turnamen Super Series BWF yang dijadwalkan pada bulan depan, dimulai dengan Denmark Open (Super 750) pada 18-23 Oktober dan French Open (Super 750) pada 25-30 Oktober.
Baca juga: Gregoria kumpulkan kepercayaan diri untuk perempat final Japan Open
Baca juga: Chico ke perempat final Japan Open 2022 setelah singkirkan Gemke
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2022