Prinsip gotong royong sejalan dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yang mana terlepas dari perbedaan nilai, pandangan, dan latar belakang yang ada, tetap terjalin suatu kesatuan
Kemendikbudristek bersama negara-negara anggota G20, negara-negara undangan khusus, dan organisasi internasional tuntas menyelesaikan salah satu dari hasil kerja Kelompok Kerja Pendidikan G20 (G20 Education Working Group/EdWG), yakni laporan dan kompendium pada Kamis (1/9) ini di Bali melalui pertemuan keempat EdWG G20.
Ketua EdWG G20 sekaligus Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan dan Plt Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek, Iwan Syahril, mengatakan bahwa prinsip gotong royong sejalan dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yang mana terlepas dari perbedaan nilai, pandangan, dan latar belakang yang ada, tetap terjalin suatu kesatuan.
“Terinspirasi dari semboyan ini, Kemendikbudristek terus berkomitmen untuk mengimajinasikan ulang, membangun kembali, serta memulihkan sektor pendidikan guna memperluas akses terhadap pendidikan yang berkualitas,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Ia menambahkan Kemendikbudristek telah mencapai tonggak penting, dan pihaknya percaya bahwa pihaknya akan bersama-sama memulihkan pendidikan global dengan semangat kolaborasi.
“Ini merupakan sebuah warisan Presidensi Indonesia yang kami harapkan dapat diteruskan oleh Presidensi India, dan pada tahun-tahun mendatang,” katanya.
Pada pertemuan itu, Wakil Ketua EdWG G20, Anindito Aditomo, yang menjabat sebagai Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek turut mengapresiasi kolaborasi yang dibangun para delegasi saat dirinya memimpin sesi hasil kerja G20 bidang pendidikan, yakni laporan dan kompendium.
“Hasil kerja dari Kelompok Kerja Pendidikan mencerminkan semangat gotong royong untuk mencapai tujuan bersama. Informasi dan wawasan di dalam dokumen-dokumen hasil kerja tersebut merupakan kontribusi berharga terhadap upaya kita untuk pulih bersama dan bangkit lebih kuat menuju masa depan pendidikan yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” katanya.
Troika Co-Chair dari India, Neeta Prasad, menyampaikan apresiasi dan dukungannya terhadap hasil kerja dari pertemuan Kelompok Kerja Pendidikan pertama hingga yang keempat.
“Saya mengapresiasi Presidensi Indonesia yang telah mempersiapkan kompendium dan inisiatif praktik-praktik baik serta capaian hasil kerja. Laporan tersebut akan sangat berguna bagi negara anggota G20 untuk saling belajar, serta untuk membangun solidaritas dan melanjutkan kolaborasi di antara negara anggota G20,” tambah Neeta Prasad.
Rencananya, Kemendikbudristek akan membawa praktik baik hasil kerja EdWG G20 itu ke pertemuan Transforming Education Summit (TES) yang diselenggarakan di Markas PBB, New York, pada bulan September 2022 dan forum internasional lainnya. Aksi ini merupakan bagian dari komitmen Kemendikbudristek menggalang kolaborasi dunia dalam mentransformasi masa depan pendidikan global.
Baca juga: Kemendikbudristek sebut pentingnya transformasi berbasis gotong royong
Baca juga: Kemendikbudristek ajak peserta refleksikan semangat Sabilulungan
Baca juga: Kemendikbudristek: G20 EdWG jadi ajang menata ekosistem pendidikan
Baca juga: Gotong royong, angkat marwah usaha mikro ke kancah nasional
Pewarta: Indriani
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022