• Beranda
  • Berita
  • IDAI ingatkan orang tua untuk ajak anak aktif bergerak

IDAI ingatkan orang tua untuk ajak anak aktif bergerak

1 September 2022 21:03 WIB
IDAI ingatkan orang tua untuk ajak anak aktif bergerak
Sejumlah anak bermain Tarek Situeuk atau tarik pelepah daun pinang pada pembukaan Festival Desa Wisata di Desa Lubok, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Sabtu (27/8/2022). . ANTARA FOTO/Ampelsa/wsj.

Enggak usah kita paksa maunya kita, kita cukup mengarahkan saja

Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) mengingatkan orang tua bahwa anak harus dirangsang untuk banyak bergerak karena akan berpengaruh positif terhadap tumbuh kembang mereka.

"Dari aspek tumbuh kembang anak, anak harus dirangsang untuk beraktivitas fisik entah kejar-kejaran, main sepeda, bahkan nge-gym dan latihan beban," kata Piprim saat bertemu ANTARA di Jakarta, Kamis.

Menurut Piprim, dalam mengajak anak berolahraga, orang tua harus mengetahui minat dan kecenderungan anak terhadap aktivitas olahraga tertentu. Bahkan menurut dia, tak masalah jika anak lebih menyukai olahraga berat seperti latihan beban selama intensitasnya tak berlebihan dan sesuai dengan usianya.

Baca juga: Berapa usia yang tepat untuk anak ikut les?

"Enggak usah kita paksa maunya kita, kita cukup mengarahkan saja. Tetapi pada prinsipnya, anak-anak itu boleh latihan beban sepanjang itu sesuai dengan usianya," ujar Piprim.

Piprim kemudian mengambil contoh anak-anak di Rusia yang sudah latihan beban sejak dini. Mereka tumbuh menjadi anak yang sehat dan memiliki postur tubuh tinggi. Hal tersebut, kata dia, merupakan bukti bahwa tak ada masalah jika anak melakukan latihan beban.

Sayangnya pandemi telah membuat segala aktivitas harus dilakukan di rumah, dan menurut Piprim, anak-anak menjadi jarang bergerak sehingga tubuh mereka tidak bugar.

"Anak-anak yang dikurung terus di rumah, ini sangat bermasalah karena kalau dikurung biasanya larinya ke gadget dan snacking," imbuh Piprim.

Baca juga: Kiat agar anak siap hadapi tantangan masa depan

Menurut Piprim, terlalu banyak snacking apalagi yang berupa junk food, akan menyebabkan gula darah meningkat kemudian membuat seseorang berada dalam kondisi sugar crash.

"Akan ada sugar crash, gula darahnya menurun, pada saat itu kita lapar lagi, merangsang snacking lagi. Terus begitu. Padahal snack itu terus akan menimbun kalori di tubuh kita lebih banyak," kata Piprim.

Oleh karena itu, Piprim mengingatkan orang tua untuk mulai mengarahkan anak untuk aktif bergerak dan berolahraga agar tubuh mereka tetap bugar. Tak lupa, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan jika aktivitas dilakukan di luar rumah.

"Jangan sampai anak-anak itu dikurung saja dan ini nantinya akan ada banyak masalah, karena exercise itu is a treatment sebetulnya. Jadi sangat bagus (sebagai langkah) promotif, preventif, juga kuratif," pungkas Piprim.

Baca juga: IDAI minta orang tua kawal pendidikan anak tekan risiko learning loss

Baca juga: IDAI: Gerakan makan telur dan ikan tiap hari efektif turunkan stunting

Baca juga: Orang tua jangan terpengaruh tuntutan orang sekitar saat asuh anak

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022