• Beranda
  • Berita
  • Rupiah melemah masih dibayangi kenaikan suku bunga The Fed

Rupiah melemah masih dibayangi kenaikan suku bunga The Fed

2 September 2022 09:58 WIB
Rupiah melemah masih dibayangi kenaikan suku bunga The Fed
Ilustrasi - Karyawan menghitung uang di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj/aa.

Untuk sentimen hari ini masih seputar ekspektasi terhadap kenaikan suku bunga oleh The Fed. Imbasnya dolar masih menguat dan menekan rupiah

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi, melemah karena masih dibayangi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed).

Rupiah pagi ini melemah 20 poin atau 0,13 persen ke posisi Rp14.903 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.883 per dolar AS.

"Untuk sentimen hari ini masih seputar ekspektasi terhadap kenaikan suku bunga oleh The Fed. Imbasnya dolar masih menguat dan menekan rupiah," kata analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Revandra Aritama saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Ekspektasi untuk kenaikan suku bunga acuan The Fed sebesar 75 basis poin untuk ketiga kalinya secara berturut-turut pada pertemuan bank sentral pada September meningkat, didukung data ekonomi AS yang solid.

Perhatian pelaku pasar sekarang akan beralih ke laporan penggajian non-pertanian atau nonfarm payrolls (NFP) AS pada Agustus yang akan menjadi salah satu poin data utama yang memandu anggota Fed ketika mereka bertemu akhir bulan ini.

"Dari dalam negeri sebetulnya terjadi deflasi di bulan Agustus 2022, inflasi lebih rendah dari bulan Juli yaitu 4,69 persen dari sebelumnya 4,94 persen dan PMI mengalami pertumbuhan dari bulan Juli dari 51,3 ke 51,7, tetapi sepertinya dua sentimen ini masih belum cukup untuk mengatrol nilai rupiah untuk menghadapi USD," ujar Revandra.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat deflasi sebesar 0,21 persen pada Agustus 2022 atau adanya penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 111,8 pada Juli menjadi 111,57.

Deflasi tersebut merupakan yang terdalam sejak September 2019 di mana saat itu terjadi deflasi 0,27 persen.

Komoditas utama penyumbang deflasi pada Agustus yang sebesar 0,21 persen (mtm) ini berasal dari bawang merah, cabai merah, cabai rawit, minyak goreng dan daging ayam ras.

Dengan terjadinya deflasi pada Agustus, maka inflasi tahun kalender Agustus 2022 terhadap Desember 2021 sebesar 3,63 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) Agustus 2022 terhadap Agustus 2021 sebesar 4,69 persen.

Revandra memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak di kisaran level Rp14.850 per dolar AS hingga Rp14.950 per dolar AS.

Pada Kamis (1/9) lalu, rupiah ditutup stagnan atau sama dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.843 per dolar AS.


Baca juga: Rupiah Jumat pagi melemah 20 poin
Baca juga: Rupiah melemah seiring terjadinya deflasi pada Agustus
Baca juga: Rupiah melemah seiring sinyal "hawkish" dari pejabat The Fed

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022