Komitmen itu diwujudkan dengan mengikuti pameran furniture dan desain interior terbesar di dunia, International Home Furnishing Center (IHFC), di North Carolina, Amerika Serikat, 21-26 April lalu.
"Pemeran IHFC merupakan ajang yang baik bagi promosi produk rotan Indonesia," kata Atase Perdagangan RI di Washington DC, Ni Made Ayu Marthini, dikutip dalam siaran pers Kementerian Perdagangan, Senin.
Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian bersama asosiasi serta dunia usaha Indonesia, menurut Ayu Marthini, telah menyewa ruang pamer permanen seluas 800 M2 di Gedung IHFC lantai 7 selama 5 tahun berturut-turut sejak 2011 hingga 2015.
Pameran furniture IHFC yang tahun ini berusia 102 tahun itu, digelar dua tahun sekali setiap musim semi (April) dan musim gugur (Oktober).
Furniture merupakan salah satu produk ekspor andalan Indonesia ke AS. Indonesia termasuk dalam 10 besar pengekspor furniture ke AS dengan nilai 567,37 juta dolar AS.
Khusus untuk produk rotan, Indonesia merupakan negara pengekspor terbesar ke AS dengan nilai 11,02 juta dolar AS pada 2011, naik dari 9,89 juta dolar AS pada 2010.
"Angka ini masih sangat kecil dibandingkan dengan potensi yang ada dan bahan baku rotan yang dimiliki Indonesia. Untuk itu, kami akan terus mendorong agar ekspor produk rotan ke AS terus meningkat," kata Made Marthini.
Indonesia Rattan Furniture Pavilion di IHFC ditempati 12 perusahaan Indonesia, 11 di antaranya perusahaan furniture rotan dan satu perusahaan cat untuk furniture rotan.
"Kami menekankan keunikan rotan sebagai bahan furniture yang ramah lingkungan, secara struktur kuat, menarik, dan lentur. Selain itu, kami mengajak para buyers untuk menjadikan rotan semakin terkenal dan dicari, karena Indonesia siap menjadi pusat rotan dunia," kata Made Marthini.
Made Marthini menekankan pentingnya kerja sama semua pihak untuk mendukung produk rotan menjadi ikon dunia, termasuk menjadikan produk rotan tuan rumah di negara sendiri.
(*)
Pewarta: Suryanto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012