Pemerintah Kota Surabaya melakukan normalisasi saluran air atau pelebaran sungai, dengan melakukan pengerukan lumpur di sepanjang sungai di kawasan Mangrove Wonorejo, Kota Pahlawan, Jatim, Senin.mengembalikan lebar sungai seperti semula
Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya Eko Juli Prasetya mengatakan, pengerjaan tersebut rutin dilakukan sejak Mei 2022 dan berakhir mendekati musim penghujan.
"Pengerukan memang untuk saluran sungai. Artinya, mengembalikan lebar sungai seperti semula. Dahulu lebarnya 30 meter, di lapangan sekarang tinggal 20 meter dan yang 10 meter itu ditanami mangrove," kata Eko.
Eko menjelaskan, dari hasil normalisasi sungai tersebut, endapan lumpur-lumpur pengerukan diletakkan di jalan inspeksi sungai yang berada di sisi bagian samping sungai.
"Semakin lebar sungai tersebut, maka jalur inspeksi juga akan semakin lebar. Nah itu adalah jalur inspeksi yang ditanami oleh tanaman mangrove. Ketika kami melakukan normalisasi, maka tumbuhan tersebut tertimbun hasil pengerukan," ujar dia.
Baca juga: 15 kendaraan berat dikerahkan normalisasi Sungai Kalibokor Surabaya
Baca juga: DPRD Surabaya soroti molornya normalisasi Sungai Kalianak
Lebih lanjut, Eko mengatakan, bahwa sungai tersebut merupakan sungai yang cukup dangkal. Maka, pihaknya berupaya bertemu dan berdiskusi bersama para penggiat lingkungan, untuk menentukan jarak antara jalur inspeksi sungai dan lokasi penanaman mangrove.
"Ke depannya kami akan duduk bersama dengan aktivis lingkungan agar tidak saling menyalahkan, karena kalau ingin menanam mangrove itu terkait fungsi saluran sungai harus di sebelah mana? karena masih di dalam lingkup sungai," kata dia.
Untuk sungai yang dilakukan normalisasi tersebut, bermuara ke Mangrove Wonorejo dan Mangrove Kebon Agung Kota Surabaya. Panjang sungai yang bermuara ke Mangrove Kebon Agung, mulai dari Bozem Medokan Sawah hingga ke arah laut.
"Sedangkan dari Wonorejo juga dari Pompa Air Medokan Ayu hingga ke arah laut. Itu yang dilakukan normalisasi karena ada pendangkalan dan penyempitan. Ketika musim hujan, kami berharap outlet nya lancar ke arah laut," ujar dia.
Baca juga: Pemkot Surabaya pasang penyaring sampah sungai di lima titik
Lebih lanjut, Eko mengatakan, bahwa sungai tersebut merupakan sungai yang cukup dangkal. Maka, pihaknya berupaya bertemu dan berdiskusi bersama para penggiat lingkungan, untuk menentukan jarak antara jalur inspeksi sungai dan lokasi penanaman mangrove.
"Ke depannya kami akan duduk bersama dengan aktivis lingkungan agar tidak saling menyalahkan, karena kalau ingin menanam mangrove itu terkait fungsi saluran sungai harus di sebelah mana? karena masih di dalam lingkup sungai," kata dia.
Untuk sungai yang dilakukan normalisasi tersebut, bermuara ke Mangrove Wonorejo dan Mangrove Kebon Agung Kota Surabaya. Panjang sungai yang bermuara ke Mangrove Kebon Agung, mulai dari Bozem Medokan Sawah hingga ke arah laut.
"Sedangkan dari Wonorejo juga dari Pompa Air Medokan Ayu hingga ke arah laut. Itu yang dilakukan normalisasi karena ada pendangkalan dan penyempitan. Ketika musim hujan, kami berharap outlet nya lancar ke arah laut," ujar dia.
Baca juga: Pemkot Surabaya pasang penyaring sampah sungai di lima titik
Baca juga: Tumpukan sampah plastik tutupi Sungai Kalianak Surabaya
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya Antiek Sugiharti menyampaikan terima kasihnya kepada para penggiat lingkungan yang senantiasa mendukung program lingkungan Pemkot Surabaya.
"Hasil koordinasi dengan DSDABM, pengerukan saluran Wonorejo tersebut untuk meningkatkan dan optimalisasi fungsi saluran yang bermuara di Bozem Wonorejo," kata Antiek.
Dia menjelaskan, bahwa pengerukan tersebut juga berkaitan dengan penanganan kondisi banjir beberapa waktu lalu di kawasan Medokan/Surabaya Timur. "Untuk pengerukan memang diperlukan tempat penampungan hasil pengerukan di jalan inspeksi/ruang di sepanjang tepi sungai (spoil bank)," kata dia.
Selanjutnya, penempatan secara teknis sudah diarahkan sebisa mungkin pada tempat-tempat yang tidak ada mangrove, agar tidak merusak tanaman mangrove.
Baca juga: Pemprov Sulteng normalisasi Sungai Dondo cegah banjir bandang
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya Antiek Sugiharti menyampaikan terima kasihnya kepada para penggiat lingkungan yang senantiasa mendukung program lingkungan Pemkot Surabaya.
"Hasil koordinasi dengan DSDABM, pengerukan saluran Wonorejo tersebut untuk meningkatkan dan optimalisasi fungsi saluran yang bermuara di Bozem Wonorejo," kata Antiek.
Dia menjelaskan, bahwa pengerukan tersebut juga berkaitan dengan penanganan kondisi banjir beberapa waktu lalu di kawasan Medokan/Surabaya Timur. "Untuk pengerukan memang diperlukan tempat penampungan hasil pengerukan di jalan inspeksi/ruang di sepanjang tepi sungai (spoil bank)," kata dia.
Selanjutnya, penempatan secara teknis sudah diarahkan sebisa mungkin pada tempat-tempat yang tidak ada mangrove, agar tidak merusak tanaman mangrove.
Baca juga: Pemprov Sulteng normalisasi Sungai Dondo cegah banjir bandang
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022