"R20 akan dibuka oleh Bapak Presiden Joko Widodo dan beliau akan memberikan sambutan di samping Gus Yahya (Ketum Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Yahya Cholil Staquf)," kata Suaedy dalam konferensi pers R20 di Jakarta, Rabu.
Dia menyampaikan bahwa sejauh ini ada 50 pemimpin agama dari berbagai belahan dunia, seperti Eropa, Amerika Serikat, Amerika Latin, Afrika, Asia, Asia Tenggara, dan Australia yang menyatakan siap menghadiri R20. Jumlah tersebut, menurut Suaedy, akan terus bertambah sekitar 70 sampai 100 pemimpin agama.
Baca juga: Ketua Umum PBNU sampaikan empat topik yang didiskusikan dalam R20
Di samping para pemimpin agama sedunia, Suaedy menyampaikan bahwa pihaknya mengundang para tokoh nonpemimpin agama, yakni cendekiawan dan ulama dari berbagai belahan dunia, seperti Timur Tengah, Afrika, Eropa, Amerika Serikat, dan termasuk Indonesia.
"Kemarin sudah ada sekitar 20 atau 25 pemimpin ormas agama Islam maupun non-islam yang berkomitmen hadir," kata dia.
Suaedy mengatakan para tamu tersebut dijadwalkan hadir di Nusa Dua, Bali, yang merupakan lokasi penyelenggaraan R20 pada tanggal 1 November 2022.
Baca juga: PBNU: Tokoh agama harus pikir cara agama jadi solusi masalah global
"Acara akan dimulai saat kehadiran para tamu pada 1 November 2022. Peserta sekitar 400 orang insyaallah," ujar dia.
Suaedy menyampaikan bahwa penyelenggaraan R20 tidak berhenti pada tahun 2022 dengan Indonesia sebagai tuan rumah. Ia mengatakan R20 berikutnya akan diselenggarakan di India pada tahun 2023 dan Brasil pada 2024.
Baca juga: R20 PBNU dan pentingnya toleransi yang tulus
Untuk itu, katanya, pada penutupan R20 yang pertama nanti, panitia merencanakan diadakan sesi penyerahan kesempatan untuk menjadi tuan rumah R20 dari Indonesia kepada India.
R20 merupakan salah satu kegiatan dalam rangkaian G20 sekaligus rangkaian peringatan Satu Abad NU. R20 bertujuan untuk membangun diskusi antartokoh agama dunia agar agama menjadi solusi dari beragam masalah.
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022