Direktur Operasi I Hutama Karya Gunadi Soekardjo mengatakan telah mengembangkan teknologi pemurnian air laut menjadi air tawar yang mendukung pembangunan IKN sebagai infrastruktur berkelanjutan.
"Untuk mengganti dari pada proses salinasi air laut yang asin menjadi air tawar," ujarnya dalam webinar HK ExperTalk di Jakarta, Kamis.
Teknologi tersebut bukanlah teknologi baru, tetapi Hutama Karya mencoba untuk memberikan suatu penawaran bagaimana pengelolaan air menjadi bagian daripada kebutuhan yang diperlukan untuk aspek berkelanjutan daripada penggunaan air selain memanfaatkan air permukaan.
Baca juga: Hutama Karya rampungkan gedung parkir TMII untuk G20 akhir September
Teknologi Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) merupakan teknologi pengolah air asin menggunakan membran reverse osmosis untuk memisahkan kandungan garam agar air yang dihasilkan menjadi air tawar.
Keunggulan dari teknologi SWRO ini, antara lain ukuran filter yang dapat menghasilkan air higienis dan berkualitas tinggi. Kemudian menggunakan Positive Displacement Pump sehingga energi yang dibutuhkan lebih hemat.
Sistem SWRO yang modular sehingga sistem mudah dipindahkan dan digunakan sesuai kebutuhan. Selain itu, aliran air terjamin konstan dan bisa dioperasikan dengan air laut berviskositas tinggi.
Di samping itu, Hutama Karya juga menawarkan pemanfaatan pengelolaan air kotor menjadi air bersih atau bahkan bisa menjadi air minum dengan menggunakan teknologi reverse osmosis untuk pembangunan IKN.
"Hutama Karya melakukan riset dan pengembangan, sehingga tentu saja hal itu bisa diperlukan serta dimanfaatkan untuk penyiapan pengolahan air dari air kotor menjadi air bersih sehingga bisa menjadi air minum dengan standar tertinggi," kata Gunadi.
Baca juga: Hutama Karya: Tol Trans-Sumatera serap 202.468 tenaga kerja
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022