• Beranda
  • Berita
  • Bank Dunia dukung sektor pertanian Indonesia tangguh dan inklusif

Bank Dunia dukung sektor pertanian Indonesia tangguh dan inklusif

9 September 2022 18:32 WIB
Bank Dunia dukung sektor pertanian Indonesia tangguh dan inklusif
Logo Bank Dunia. ANTARA/Dok. Bank Dunia/am.

Bank Dunia mengapresiasi berbagai upaya Kementerian Pertanian untuk mengatasi berbagai tantangan yang berhubungan dengan kepemilikan lahan yang kecil ....

Bank Dunia mendukung sektor pertanian Indonesia untuk menjadi lebih tangguh dan inklusif melalui program pengembangan rantai nilai pertanian (ICARE) di sembilan lokasi terpilih senilai 100 juta dolar AS.

Program  telah disetujui oleh Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia pada 9 Juni 2022 dan mulai efektif berjalan pada 5 September 2022.

Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste Satu Kahkonen dalam keterangan resmi, Jumat, mengatakan proyek ini dirancang untuk mendukung penguatan rantai nilai di beberapa gugus kawasan pertanian dan memperkuat kapasitas kelembagaan Kementerian Pertanian dalam memberikan dukungan bagi para pemangku kepentingan di sektor pertanian.

"Bank Dunia mengapresiasi berbagai upaya Kementerian Pertanian untuk mengatasi berbagai tantangan yang berhubungan dengan kepemilikan lahan yang kecil dan terfragmentasi, dan menciptakan pertanian yang lebih menguntungkan bagi para petani berskala kecil," katanya.

Baca juga: Mentan sebut sektor pertanian harus lebih antisipatif pada 2023
 

Transformasi sektor pertanian dengan beralih dari sistem produksi yang berbasis pasokan menjadi suatu model yang lebih tanggap terhadap permintaan pasar maupun kebutuhan petani adalah penting.

“Melalui dukungan yang dirancang secara hati-hati, proyek ini akan meningkatkan partisipasi perempuan dalam koperasi dan memastikan bahwa perempuan mendapatkan manfaat dari teknologi yang didiseminasikan melalui program ini," imbuh Satu.

Proyek ICARE didesain untuk menghadirkan dukungan terpadu dan bersifat spesifik-lokasi dalam upaya mengembangkan model rantai nilai yang baik di kawasan pertanian terpilih untuk membantu petani beradaptasi secara lebih baik terhadap perubahan iklim, serta mengurangi jejak karbon di beberapa rantai nilai terpilih.

Proyek ICARE juga bertujuan untuk memperkuat kapasitas kelembagaan sektor publik maupun swasta untuk mewujudkan pertanian dan rantai nilai yang cerdas iklim di lokasi sasaran proyek.

"Aspek pembelajaran dan manajemen pengetahuan pada proyek ini memastikan bahwa model yang berhasil dikembangkan akan didokumentasikan dengan baik untuk mendukung replikasi dan perluasan cakupan di masa mendatang," ucapnya.

Baca juga: Kementan siapkan Rp2,3 triliun untuk Food Estate-sentra pangan di 2023

ICARE diselaraskan dengan kerangka kebijakan nasional serta berbagai komitmen tingkat tinggi Indonesia yang mendukung pengembangan korporasi letani sebagaimana diprioritaskan Presiden Jokowi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Dengan mendukung pertanian yang cerdas iklim, proyek ini juga berkontribusi terhadap Nationally Determined Contributions (NDC) Indonesia tahun 2024 untuk perubahan iklim dan adaptasi, dan juga Strategi Jangka Panjang Rendah Karbon dan Ketahanan Iklim 2050.

Proyek ini sejalan dengan Kerangka Kerja Kemitraan Negara (CPF/ Country Partnership Framework) Bank Dunia Tahun Anggaran 2021-2025 untuk meningkatkan pertanian dan mata pencaharian berbasis sumber daya alam, serta mengarusutamakan tiga tema lintas sektor CPF yakni digitalisasi, gender, dan perubahan iklim.

"Dengan mendukung para petani berskala kecil, proyek ini mendukung pencapaian tujuan ganda Kelompok Bank Dunia untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan bersama," kata Satu.

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022