BPPTKG mencatat selama 2 sampai 8 September 2022, Gunung Merapi mengalami 528 kali gempa vulkanik dalam (VTA), 19 kali gempa vulkanik dangkal (VTB), 239 kali gempa fase banyak (MP), 450 kali gempa guguran (RF), 76 kali gempa hembusan (DG), dan delapan kali gempa tektonik (TT).
"Intensitas kegempaan dominan berupa gempa VTA yang mengindikasikan adanya aktivitas magmatik di kedalaman lebih dari 1,5 kilometer dari puncak," kata Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso sebagaimana dikutip dalam keterangan tertulis balai di Yogyakarta, Sabtu.
Selain itu, Gunung Merapi selama 2 sampai 8 September 2022 tercatat 20 kali mengeluarkan guguran lava ke arah barat daya ke Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 1.700 meter.
Menurut analisis morfologi yang dilakukan oleh petugas Stasiun Kamera Tunggularum, Deles 5, Babadan 2, dan Ngepos, pada kubah di sisi barat daya Merapi tidak teramati adanya perubahan ketinggian kubah dan pada kubah tengah Merapi juga tidak teramati adanya perubahan morfologi yang signifikan.
"Berdasarkan analisis foto, volume kubah barat daya terhitung tetap sebesar 1.624.000 meter kubik, dan untuk kubah tengah sebesar 2.772.000 meter kubik," kata Agus.
Hingga kini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi bisa berdampak ke area dalam sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong (sejauh maksimal lima km) serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng (sejauh maksimal tujuh km).
Selain itu, guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi bisa berdampak ke area di sektor tenggara yang meliputi Sungai Woro (sejauh maksimal tiga km) dan Sungai Gendol (sejauh lima km).
Baca juga:
Gunung Merapi 13 kali luncurkan guguran lava selama sepekan
Guguran lava 43 kali meluncur dari Gunung Merapi selama sepekan
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022