• Beranda
  • Berita
  • Pertemuan menteri bidang kebudayaan G20 bahas lima isu utama

Pertemuan menteri bidang kebudayaan G20 bahas lima isu utama

10 September 2022 19:05 WIB
Pertemuan menteri bidang kebudayaan G20 bahas lima isu utama
Ilustrasi - Kolaborasi seniman dari berbagai daerah menampilkan pertunjukan seni Beksan Akapela Pradaksina saat pembukaan Indonesia Bertutur 2022 di Taman Lumbini Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (7/9/2022). ANTARA FOTO/Anis Efizudin/wsj/pri.

Indonesia Bertutur dapat menjaga kelangsungan warisan budaya

Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan Menteri-Menteri Bidang Kebudayaan negara anggota G20 di tahun 2022 yang mengusung tema “Recover Together Recover Stronger” dan membahas lima isu utama.

Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu, disebutkan salah satu dari lima isu utama itu adalah peran budaya sebagai pendorong kehidupan berkelanjutan.

Direktur Perfilman, Musik, dan Media (PMM) Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra menjelaskan bahwa Indonesia mengangkat isu tersebut pada G20 karena kebudayaan menjadi sangat penting untuk kehidupan yang berkelanjutan. Selain itu, setelah hampir tiga tahun dunia mengalami pandemi COVID-19, kearifan lokal dan budaya selaras bersanding untuk dapat mengatasinya.

“Dunia ini memang perlu kebudayaan untuk hidup berkelanjutan. Dengan bersanding bersama alam dan menjaga kearifan lokal, menjaga budaya, maka nantinya dunia akan tetap terjaga,” kata Ahmad.

Baca juga: Festival Indonesia Bertutur di Borobudur libatkan 900 seniman
Baca juga: Indonesia Bertutur refleksi merawat kebudayaan yang berkelanjutan

Dalam rangkaian G20, Kemendikbudristek menggelar festival Indonesia Bertutur sebagai sarana untuk menjaga budaya berkelanjutan dan cagar budaya sebagai ilmu pengetahuan.

“Kita ingin melalui Indonesia Bertutur dapat menjaga kelangsungan warisan budaya sendiri serta memperbaiki situasi dunia saat ini dengan cara kebudayaan,” tutur Mahendra.

Indonesia Bertutur merupakan kolaborasi dari 900 pelaku budaya dan akan menghasilkan 119 karya dalam bentuk pameran, festival seni, orkestra, ruwatan bumi, dan sebagainya.

Menurut Direktur PMM, ruwatan bumi menjadi bagian yang sangat penting karena tidak hanya melibatkan masyarakat adat di sekitar Candi Borobudur tetapi semua masyarakat adat di seluruh Indonesia.

Baca juga: Masyarakat Borobudur siap ramaikan G20 dengan kirab budaya
Baca juga: Kemendikbudristek: Budaya berperan penting dalam pemulihan ekonomi

Senada dengan itu, Koordinator G20 Bidang Kebudayaan Tahun 2022, Ananto Kusuma Seta menyampaikan bahwa G20 bukan sekedar perhelatan Menteri Kebudayaan dari dua puluh negara.

“Ada misi budaya dan melalui pertunjukan dalam rangkaian G20, Indonesia menunjukkan bahwa kita adalah negara yang kaya akan budaya,” ujar Ananto.

Melalui pertunjukan berbagai seni budaya, lanjut Ananto, diharapkan dapat mendorong negara-negara peserta G20 untuk kembali ke tradisi mulia yang diajarkan oleh nenek moyang yang telah teruji ratusan bahkan ribuan tahun lalu.

“Inilah yang akan kita jadikan topik dalam G20 kali ini, yaitu budaya untuk hidup berkelanjutan (culture for sustainable living),” imbuh Ananto.

Selanjutnya, Koordinator Umum Indonesiana TV, Heni Wiradimaja turut mendukung rangkaian G20 bidang kebudayaan. Melalui Indonesiana TV masyarakat bisa menyaksikan beragam pertunjukan dan rangkaian acara G20.

“Kami sudah mulai menayangkan sejak tanggal 6 September lalu, setiap pukul 18.00-22.00 WIB, mulai dari proses latihan dalam Indonesia Bertutur serta menyuguhkan Candi Borobudur sebagai lokasi penyelenggaraan acara,” ujar Heni.

Baca juga: RI ingin hidupkan peran budaya demi kelestarian lingkungan lewat G20
Baca juga: Kemendikbudristek: Budaya Indonesia modal besar pemulihan dunia

 

Pewarta: Indriani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022