• Beranda
  • Berita
  • Intervensi diperlukan untuk pulihkan kebiasaan jaga kesehatan gigi

Intervensi diperlukan untuk pulihkan kebiasaan jaga kesehatan gigi

12 September 2022 17:42 WIB
Intervensi diperlukan untuk pulihkan kebiasaan jaga kesehatan gigi
Anak-anak melakukan aksi sikat gigi massal dalam peringatan Hari Kesehatan Gigi Nasional di SDN 6 Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, Senin (12/9/2022). ANTARA/Muhammad Izfaldi
Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) drg. Usman Sumantri, MSc mengatakan upaya intervensi dibutuhkan dengan secepat mungkin untuk dapat memulihkan kembali kebiasaan menjaga kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat.

Survei yang dilakukan oleh Pepsodent pada 2021 menunjukkan bahwa terjadi penurunan kebiasaan menyikat gigi di masa pandemi sebesar 5 persen pada orang tua dan 11 persen atau dua kali lebih besar pada anak-anak.

Padahal, kata Usman, sejumlah risiko dapat timbul di balik kebiasaan buruk tersebut, termasuk gigi berlubang, infeksi gusi, hingga rasa sakit yang mengganggu kenyamanan dan produktivitas.

Baca juga: Perawatan gigi tetap penting di tengah pandemi

“Untuk itu, diperlukan intervensi segera untuk memulihkan kebiasaan masyarakat dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut mereka,” kata Usman di acara peringatan Hari Kesehatan Gigi Nasional (HKGN) dan peresmian Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) di Jakarta, Senin.

Diperingati setiap 12 September, Hari Kesehatan Gigi Nasional (HKGN) pada tahun ini mengangkat tema “Pulih Bersama dengan Senyum Sehat Indonesia”. Usman menilai tema tersebut sesuai dengan kondisi Indonesia dan global yang saat ini perlahan-lahan mulai pulih dari pandemi COVID-19.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI) drg. R. Rahardyan Parnaadji, M.Kes., Sp.Pros. mengatakan para tenaga kesehatan pada dasarnya tahun ini ingin mengingatkan kembali agar masyarakat dapat memulihkan kebiasaan menjaga kesehatan gigi dan mulut.

“Kami ingin mengingatkan kembali cara menggosok gigi yang benar, waktu yang benar untuk menggosok gigi, dan kemudian lakukan rutinitas merawat gigi dan mulut serta lakukan kontrol rutin ke dokter gigi,” ujarnya.

Baca juga: Kesalahan yang sering dilakukan pengguna behel

Ia menegaskan bahwa menjaga kesehatan gigi dan mulut merupakan tanggung jawab bersama, dimulai dari keluarga sebagai komunitas terkecil, masyarakat, termasuk akademisi. Rahardyan pun meminta agar orang tua dapat memberikan contoh kepada anak-anaknya, di samping pihaknya akan terus memotivasi masyarakat secara keseluruhan.

Melalui aktivitas tahunan yang digelar oleh Unilever Indonesia melalui Pepsodent, Rahardyan mengatakan Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) juga merupakan titik awal untuk memulihkan kembali kebiasaan menjaga kesehatan gigi dan mulut secara bersama-sama.

Usman mengatakan upaya pencegahan yang paling mudah untuk dilakukan adalah menyikat gigi dengan rutin dua kali sehari pada saat pagi setelah sarapan dan malam setelah makan atau sebelum tidur. Menyikat gigi dengan rutin dapat mencegah karies, gigi berlubang, serta masalah gigi dan mulut lainnya.

Baca juga: Tidak sembarang gigi dapat tempuh "bleaching"

“Kebiasaan ini (menyikat gigi) mesti dimunculkan sejak anak-anak, supaya generasi berikutnya generasi gigi sehatnya akan lebih cepat,” katanya.

Rahardyan menambahkan pihaknya memahami bahwa kebiasaan menyikat gigi memang agak sulit dibangun di lingkungan keluarga, namun pencegahan tersebut merupakan kunci agar seseorang tidak mengalami permasalahan gigi dan mulut di kemudian hari.

Menurutnya, perawatan gigi dan mulut tidaklah mahal asalkan masyarakat menyadari bahwa kesehatan gigi dan mulut dapat dimulai sejak sedini mungkin dan harus dilakukan setiap hari.

Baca juga: Ajak anak ke dokter gigi pertama kali jangan saat sakit

Baca juga: Dokter: Jangan tunggu sampai delapan jam untuk sikat gigi

Baca juga: Enggan pakai behel, coba KLAR Aligner untuk rapikan gigi

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022