Dian mengatakan mereka selalu menciptakan momen kebiasaan menyikat gigi pada pagi dan malam hari dengan cara-cara yang menyenangkan dan melibatkan anak-anak secara aktif. Cara tersebut dilakukan mulai dari mengajak anak-anak untuk menyikat gigi bersama serta memilih rasa pasta gigi dan warna sikat yang disukai anak-anak.
“Jadi dibiasakannya dimulai dengan hal simpel itu dulu dengan melibatkan mereka, baru (beri) pemahaman-pemahaman bahwa ada kuman yang bisa merusak gigi,” cerita ibu dengan tiga orang anak itu di Jakarta, Senin.
Namun, upaya membangun kebiasaan menyikat gigi itu bukannya tidak menemui tantangan. Dian bercerita kadang kala ketika tengah keasyikan bermain atau pulang ke rumah saat malam hari, anak-anak pun muncul rasa malas untuk menyikat gigi.
Baca juga: Tips dokter cegah gigi ngilu
Baca juga: Tips simpan sikat gigi yang benar agar tak berkuman
“Ada momen mereka keasyikan main, pulangnya terlalu malam misalnya, ‘Udah ngantuk, nggak mau sikat gigi’. Itu suka jadi tantangan juga bagi orang tua, dibiarkan saja atau bagaimana, kayak gitu kan takutnya mereka kebiasaan dengan hal itu juga,” katanya.
Menurut Dian, membangun kesadaran untuk selalu menjaga kesehatan gigi dan mulut terkadang tidak mudah, apalagi mengingat anak pertama dan kedua masih kecil dan menuju proses gigi permanen, masing-masing berusia 9 tahun dan 5 tahun. Namun sejauh ini, Dian bersyukur karena sejauh ini anak-anak belum pernah sakit gigi.
Sementara itu, Omesh menambahkan mereka juga selalu memberikan contoh kepada ketiga anaknya tentang cara-cara menjaga kesehatan gigi dan mulut. Dengan begitu, anak-anak mau melakukannya tanpa terpaksa.
“Kalau kami, sih, lebih banyak dengan mencontohkan, nggak serta-merta kamu harus pakai ini, kamu harus sikat gigi, kamu harus ke dokter gigi,” katanya.
Omesh mengatakan dirinya memperkenalkan perawatan di klinik dokter gigi kepada anak-anak dengan cara yang menyenangkan, seperti mengajak anak ke klinik yang berada di dalam mal serta membiarkan anak melihat-lihat suasana klinik dan bertanya seputar perawatan gigi.
Ketika Omesh maupun Dian berkunjung ke klinik untuk melakukan perawatan rutin, anak-anak juga diajak agar melihat sendiri bagaimana kegiatan yang dilakukan orang tuanya.
Dian menambahkan klinik yang mereka kunjungi pun memiliki dekorasi yang menarik dan berwarna-warni dengan dokter gigi anak yang ramah sehingga anak-anak mau untuk datang. Menurutnya, kini opsi perawatan di klinik gigi lebih mudah jika dibandingkan masa dulu dengan citra dokter gigi yang serba menyeramkan.
“Kalau dokter gigi anak-anak sekarang itu sungguh menyenangkan, bahkan dia lebih tenang menghadapi anak-anak daripada ibunya sendiri. Bisa begitu kayak menghipnotis anakku jadi mau, jadi berani. Makanya, sampai akhirnya mereka minta ke dokter gigi itu sudah hebat banget, sih,” katanya.
Baca juga: Ananda Omesh mengaku sebagai "pandemic golf"
Baca juga: Tips mudah singkirkan plak
Baca juga: Tips enyahkan bau mulut selama berpuasa
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022