Kesepakatan baru antara Indonesia dan Norwegia merupakan momentum untuk memperkuat pencapaian penyerapan bersih emisi sektor kehutanan dan penggunaan lahan (forestry and other land use/FoLU) atau FoLU Net Sink 2030, menurut CEO Yayasan EcoNusa Bustar Maitar.
Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin, dia menyampaikan rasa optimis langkah pemerintah Indonesia melalui perjanjian baru dengan Norwegia akan semakin memperkuat upaya pencapaian target FoLU Net Sink pada 2030 serta aksi perubahan iklim lainnya.
"Dalam 7 tahun terakhir, pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Menteri LHK Ibu Siti Nurbaya telah menunjukkan langkah-langkah korektif dan progresif. Angka deforestasi Indonesia turun pada level terendah sepanjang sejarah Indonesia pada 2019/2020 sebesar 115.500 hektare, atau hampir 90 persen turun dari 1,09 juta hektare pada 2014/2015," tuturnya.
Langkah maju Indonesia juga diperlihatkan melalui pengurangan dan pengendalian kebakaran hutan, perlindungan lahan gambut, moratorium hutan yang menjadi permanen, pencabutan dan evaluasi perizinan lebih dari 3 juta hektare lahan, restorasi kawasan penting mangrove, upaya perhutanan sosial yang terus berkembang dan dukungan kepada masyarakat adat.
Baca juga: KLHK: Kerja sama baru RI dan Norwegia miliki lingkup lebih luas
Baca juga: RI dan Norwegia kerja sama dukung implementasi FoLU Net Sink 2030
Dia mengatakan bahwa Yayasan EcoNusa juga mengapresiasi upaya bersama pemerintah melalui KLHK untuk melindungi hampir 50 persen hutan tropis tersisa Indonesia di wilayah timur Indonesia.
Yayasan EcoNusa sendiri, lanjutnya, terus berkomitmen mendukung pemerintah Indonesia dalam pencapaian target FOLU Net Sink 2030 dengan memperkuat kapasitas masyarakat adat dalam upaya pengelolaan dan perlindungan hutan.
Dilakukan juga mempromosikan praktik-praktik terbaik dari masyarakat adat sebagai sumber referensi kepada pemerintah dalam memperkuat kebijakan tata kelola hutan dan pembangunan berkelanjutan, khususnya di wilayah Papua dan Kepulauan Maluku.
Sebelumnya, Menteri LHK Siti Nurbaya dan Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup Norwegia, Espen Barth Eide telah menandatangani nota kesepahaman baru terkait bidang iklim dan lingkungan hidup di Kantor KLHK, Jakarta, Senin.
Dalam konferensi pers usai penandatanganan, Menteri LHK Siti mengatakan pemerintah Norwegia mengapresiasi upaya konsisten Indonesia mengurangi deforestasi sebagai bagian dari usaha mencapai target iklim global dan konservasi biodiversitas.
Untuk itu, dalam kunjungan Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup Norwegia Espen Barth Eide ke Indonesi telah ditandatangani Memorandum of Understanding (MoU) on Partnerships in Support Indonesia's Efforts in Reducing Greenhouse Gas Emissions from the Forestry and Other Land Use.
"MoU ini mewakilkan lebih dari sekedar kemitraan. Bukan hanya persetujuan tentang kontribusi berdasarkan hasil. Ini mencakup keterlibatan yang lebih luas terkait isu iklim dan kehutanan di Indonesia," kata Menteri LHK Siti.*
Baca juga: Menteri LHK sebut banyak negara G20 dukung kebijakan iklim Indonesia
Baca juga: 'Kalimantan Tengah Menanam' sukseskan Indonesia Folu Net Sink 2030
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022