PT Krakatau Posco akan membangun fasilitas hilir baja dari hasil penandatanganan perjanjian kerja sama antara PT Krakatau Steel dan Posco senilai 3,5 miliar dolar AS di Seoul, Korea Selatan.
"Investasi tersebut untuk memproduksi sampai ke hilir," kata Human Resources and General Affair Director Krakatau Posco Gersang Tarigan saat mengunjungi Kantor Berita Antara di Jakarta, Rabu.
Gersang memaparkan, Krakatau Steel akan membangun fasilitas hot strip mill nomor 2. Fasilitas produksi tersebut adalah proses lebih lanjut dari produksi slab.
"Ini adalah proses in kind contribution dari Krakatau Steel kepada Krakatau Posco yang kapasitasnya 1,5 juta ton," ujar Gersang.
Selanjutnya, Krakatau Posco juga akan membangun produksi cold roll mill (CRM). Produk tersebut disebut sudah mendekat ke kebutuhan untuk mendukung industri otomotif nasional.
Dari ekspansi itu, Gersang menyebut, perusahaan juga akan melakukan peningkatan kapasitas hot strip mill nomor 1 yang dimiliki Krakatau Steel dari 2,4 juta ton menjadi 4 juta ton. Kemudian, peningkatan kapasitas produksi blast furnace dari 3 juta ton menjadi 6 juta ton.
"Ini sebenarnya adalah sasaran strategis kami untuk memenuhi kebutuhan baja nasional, khususnya kebutuhan baja otomotif, termasuk untuk mendukung industri otomotif berbasis baterai," ujar Gersang.
Sehingga, lanjut Gersang, total kapasitas plat dan hot roll di area Cilegon akan mencapi 10 juta ton tahun.
"Ini yang disebut klaster baja 10 juta ton Cilegon, yakni untuk menghasilkan hot roll coil dan juga plat dengan kapasitas total 10 juta ton," tukas Gersang.
Diketahui, Krakatau Steel dan Posco memulai merger pada 2010 dengan kepemilihan Posco Korea sebesar 70 persen dan Krakatau Steel 30 persen.
Adapun nilai investasi yang ditanamkan saat itu mencapai 3 miliar dolar AS atau lebih dari Rp50 triliun.
Dalam waktu 36 bulan, yakni pada 2013, pabrik baja Krakatau Posco selesai dibangun, sesuai dengan waktu yang ditargetkan.
Sehingga, pada 23 Desember 2013, pabrik baja dengan investasi terbesar di satu tempat tersebut diresmikan.
Selanjutnya, pada 2014, Krakatau Posco mulai beroperasi dan mengkomersialisasi produknya. Pabrik tersebut memproduksi 1,5 juta ton pelat dan 1,5 ton slab, yang difokuskan untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik.
Kendati demikian, sebagian produk yang tidak terserap di dalam negeri, kemudian diekspor ke beberapa negara, di antaranya Asia, Eropa, dan Amerika.
Mengingat arahan Presiden Joko Widodo untuk memproduksi baja sampai ke hilir, maka perusahaan melakukan tambahan investasi yang siap untuk segera dieksekusi.
Baca juga: Posco Korsel tertarik bangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia
Baca juga: BKPM fasilitasi ekspansi investasi KS-Posco 3,5 miliar dolar
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022