"Jadi tidak terlalu emergency untuk segera punya vaksin baru," kata dia dalam sebuah webinar kesehatan, Kamis.
Lebih lanjut, Erlina menuturkan, vaksinasi dosis penguat atau booster dengan viral vector memberikan perlindungan tinggi terhadap Omicron, baik itu seperti halnya mRNA. Keduanya memberikan tingkat perlindungan tinggi baik disuntikkan sebagai booster homolog atau heterolog dari jenis vaksin yang diterima.
Baca juga: Vaksin BUMN khusus untuk anak dan 'booster'
Berdasarkan rekomendasi dari 22 Ahli dari Asia dan Amerika Latin yang terlibat dalam sebuah tinjauan pada lebih dari 50 studi di dunia, strategi peningkatan booster berkelanjutan dapat dilakukan dengan melakukan vaksinasi setahun sekali untuk populasi umum, dan setiap enam bulan untuk kelompok rentan seperti mereka yang hidup dengan penyakit kronis.
Dalam kesempatan itu, Tim Pakar Satuan Tugas COVID-19 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekaligus Ketua Komnas KIPI Prof Dr dr Hinky Hindra Irawan Satari, SpA(K), M. Trop.Paed mengatakan surveilans KIPI terkait keamanan vaksin dilakukan berkesinambungan untuk memastikan vaksin yang digunakan aman.
Menurut dia, adapun, penelitian yang dilakukan mencakup jutaan individu, mengkonfirmasi profil keamanan vaksin COVID-19 yang tersedia. Utamanya jika dilihat dari resiko akibat infeksi COVID-19.
"Setelah 12,5 miliar dosis vaksin COVID-19 diberikan secara global, kami dapat yakin dengan profil keamanan vaksin yang tersedia saat ini," kata dia.
Data surveilans KIPI menunjukkan vaksin COVID-19 Adenovirus rekombinan aman sebagai vaksin primer maupun booster dan manfaat yang diperoleh jauh lebih besar. Selain itu, baik data global ataupun di Indonesia, menunjukkan vaksin ini aman sampai dengan saat ini.
Baca juga: Satgas: Vaksin booster diwajibkan bagi pelaku perjalanan
Baca juga: Pengamat: Kebijakan pemerintah tingkatkan cakupan booster sangat tepat
Baca juga: IDI sambut baik rencana "booster" kedua untuk nakes
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022