Polres Metro Jakarta Pusat mengungkapkan motif tawuran antar remaja selama ini daerah ini untuk menunjukkan eksistensi atau jati diri mereka di kelompoknya masing-masing.dia harus pernah melukai orang dulu
"Para remaja yang kerap tawuran ini bertujuan untuk menunjukkan jati diri mereka," ungkap Kapolres Metro Jakarta Pusat, Komisaris Besar Polisi (Kombespol) Komarudin di Jakarta, Jumat.
Pihaknya menemukan adanya tingkatan dalam sekelompok remaja.
Dia menyebut para anggota kelompok mempunyai pengalaman melukai orang untuk naik ke level pimpinan atau ketua kelompok.
"Dalam kelompok mereka itu ada kelas-kelas, kalau mau naik tingkat, naik pangkat dan mau jadi level pimpinan, dia harus pernah melukai orang dulu," ujarnya.
Baca juga: Polisi buru pelaku tawuran lukai pelajar SMA di Duren Sawit
Dalam sebuah kelompok ada berbagai level pada tiap orangnya. Bahkan, pada level bawah, ada remaja yang hanya sebatas menyiapkan motor ketika tawuran untuk melarikan diri saat tertangkap basah.
"Jadi, dalam satu kelompok itu ada beberapa anak, ada mereka yang sebatas joki, mereka nggak ikut berkelahi, dia hanya siapkan motor untuk melarikan diri," katanya.
Sedangkan remaja yang memegang alat berada di level yang lebih tinggi, terlebih jika mereka pernah melukai korban sudah pasti berada di level yang lebih tinggi.
"Kalau berada di level yang tinggi, perannya itu berubah menjadi hanya memerintah saja dalam tawuran tersebut," ucapnya.
Komarudin mengatakan, pihaknya menemukan fakta bahwa sebagian besar pelaku tawuran masih di bawah umur.
Baca juga: Polisi tetapkan satu tersangka tawuran pelajar di Tanjung Duren
Polres Metro Jakarta Pusat pantau 16 akun media sosial (Medsos) yang diduga kerap melakukan aktivitas memicu tawuran di wilayah Jakarta Pusat.
"Yang kita pantau hingga saat ini ada 16 akun medsos. Akun tersebut yang diduga kerap kali melakukan aksi mereka melalui medsos," katanya.
Pewarta: Ulfa Jainita
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2022