"Program yang kami sebut 'Senyum Ultra Mikro' ditujukan agar pelaku UMKM bisa naik kelas," kata Pemimpin Wilayah VIII Jakarta 1 PT. Pegadaian, Alim Sutiono dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: Kejaksaan bidik tersangka baru pada kasus korupsi PT Pegadaian
Untuk mendorong pelaku UMKM agar naik kelas, Alim mengaku bukan perkara mudah namun dengan pengelolaan yang baik hal itu dapat direalisasikan.
"Kebanyakan pelaku UMKM yang gagal itu karena tidak memiliki GCG. Mereka umumnya banyak yang menerapkan manajemen 'warung' (uang untuk modal dan pribadi dicampur). Ini yang kita terus edukasikan," tutur Alim.
Sebagai informasi, dituturkan Alim, pengembangan modal yang telah dilakukan terhadap UMKM oleh Pegadaian sesuai dengan arahan pemerintah.
Penyaluran KUR Syariah Pegadaian Kanwil VIIl Jakarta 1, hingga saat ini sudah mencapai hampir Rp12 miliar per September, dengan rincian areal Senen Rp2,8 miliar, areal Bogor Rp4,5 miliar, areal Keramat Jati Rp2,3 miliar, areal Jatiwaringin Rp1,4 miliar, dan areal Bekasi Rp1,2 Miliar.
"Kami terus mengembangkan UMKM pada masing-masing areal. Pegadaian membantu usaha rakyat dalam bentuk penyediaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Syariah. Kami bina hingga UMKM ini bisa mendapatkan KUR," ujar Alim.
Alim juga mengungkapkan berdasarkan hasil survei program 'Senyum Ultra Mikro' yang dijalankan sudah sangat tepat sasaran mencapai keinginan masyarakat yakni dengan jumlah lebih dari 5.000 nasabah.
Ditambahkan Alim Sutiono, kinerja keuangan Pegadaian Kanwil VIIl Jakarta 1 terus berkembang bahkan tertinggi secara nasional yang dapat dilihat pada produk Kredit Cepat Aman (KCA) mikro yang mampu tumbuh 19 persen.
"Dari semua produk KCA, emas menjadi produk yang pertumbuhannya paling tinggi di seluruh Indonesia," ucap Alim.
Bersama program UMKM naik kelas pegadaian akan fokus melakukan pendampingan UMKM mulai dari bagaimana UMKM memulai usaha, hingga akhirnya dapat melakukan peminjaman melalui BRI. Karena dengan adanya holding di perusahaan Pegadaian inilah maka pendampingan yang dilakukan akan lebih naik lagi, sehingga pelaku UMKM bisa naik kelas.
Baca juga: Pegadaian beri 24 nakes teladan di Jakarta Utara emas 0,5 gram
"Di era digital ini kami juga menambahkan strategi pemasaran melalui sistem digital. Kalau ingin naik kelas maka UMKM harus dapat dikelola dengan baik, disiplin ikut mengikuti aturan pendampingan hingga hasil yang didapatkan oleh UMKM nanti dapat disimpan dalam bentuk lain misalnya dalam bentuk properti atau emas," ungkap Alim.
Sebagai info, Pegadaian saat ini telah mendaftarkan lebih dari 8.200 UMKM yang merupakan vendor dan mitra binaan Pegadaian ke dalam platform PaDi. PaDi atau Pasar Digital adalah sebuah platform digital yang dikembangkan pemerintah untuk mempertemukan UMKM dengan BUMN.
Alim mengungkapkan kehadiran PaDI dalam rangka optimalisasi, akselerasi, dan efisiensi transaksi belanja BUMN kepada UMKM.
Lebih lanjut, Deputi Bisnis Area Jatiwaringin Johannes Nanang Hartanto menyatakan banyak pelaku UMKM yang sudah bermitra dan kebanyakan juga menjalin sinergi dengan pemerintah setempat.
"Saat ini komposisi produk pegadaian areal Jatiwaringin tercatat produk gadai 55 persen dan sisanya (45 persen) produk non gadai," ungkap Nanang.
Hal senada dipaparkan Deputi Bisnis Area Kramat Jati, Alnafiah Alius yang menyebutkan saat ini di areal yang dipimpinnya terdapat 11 cabang pegadaian dan 70 areal unit kecil.
Dalam pengembangannya pegadaian, Kramat Jati mengandalkan pasar melalui kerja sama pemerintah daerah, diantaranya dengan UMKM Jakprenuer yang diarahkan kepada pengembangan digital bisnis, ucap Alnafiah.
"Kami fokus melakukan pendampingan kepada UMKM agar mereka naik kelas. Kami berikan pelatihan agar mereka paham bagaimana mengelola keuangan. Saat ini kinerja produk pegadaian areal Kramat Jati tercatat komposisi produk gadai mencapai 85 persen dan produk non gadai 15 persen," tutup Alnafiah.
Baca juga: Pegadaian-Kejati DKI imbau warga waspadai penipuan lelang daring
Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2022