• Beranda
  • Berita
  • Mangkunegaran Surakarta diskusikan kerja sama budaya dengan Thailand

Mangkunegaran Surakarta diskusikan kerja sama budaya dengan Thailand

24 September 2022 18:38 WIB
Mangkunegaran Surakarta diskusikan kerja sama budaya dengan Thailand
Rombongan Pura Mangkunegaran Surakarta saat berkunjung ke Thailand beberapa waktu lalu ANTARA/HO-Dokumentasi Pura Mangkunegaran

Memang hubungan antara Mangkunegaran dan Thailand sebenarnya sudah terjalin sejak dahulu

Pura Mangkunegaran Surakarta, Jawa Tengah, mendiskusikan potensi kerja sama bidang budaya dengan Kerajaan Thailand dalam kunjungan diplomasi budaya yang dikemas lewat kegiatan Kemantren Langenpraja International Roadshow 2022.

"Kami mendiskusikan potensi kerja sama di bidang budaya, di antaranya soal tarian dan batik. Masyarakat di Thailand sangat tertarik dengan dua hal tersebut," kata Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara X di Solo, Sabtu.

Mangkunegara X mengatakan, kunjungan yang dilakukan pada 16-21 September 2022 tersebut terinspirasi dari kunjungan Raja Thailand Rama VII dan Ratu Rumbai Barni ke Surakarta pada bulan Agustus 1929.

Baca juga: Mangkunegara X akan kenalkan budaya Jawa ke luar negeri

"Saat itu kunjungan Raja Thailand Rama VII disambut oleh KGPAA Mangkunegara VII. Memang hubungan antara Mangkunegaran dan Thailand sebenarnya sudah terjalin sejak dahulu," katanya.

Oleh karena itu, pertemuan kali ini merupakan langkah lanjutan untuk mempererat hubungan tersebut.

Sementara itu, dalam kunjungannya Kemantren Langenpraja, Departemen Kesenian Resmi Pura Mangkunegaran di bawah binaan GRAj Ancillasura Marina Sudjiwo memperkenalkan kebudayaan Mangkunegaran kepada masyarakat Thailand dengan berpartisipasi dalam kegiatan Indonesian Cultural Night-Trade, Tourism, Investment, and Cultural (TTIC) Forum yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bangkok (KBRI Bangkok) pada tanggal 18 September 2022 di Siam Square One, Bangkok.

Kemantren Langenpraja menampilkan dua tarian, yaitu Beksan Gambyong Pareanom dan Beksan Bondoyudho.

"Beksan Gambyong Pareanom mencerminkan warna khas Mangkunegaran, yaitu pareanom, hijau dan kuning yang berarti kemakmuran dan kesuburan," katanya.

Ia mengatakan tarian ini berkembang pesat di era KGPAA Mangkunegara VIII. Sedangkan Beksan Bondoyudho diciptakan pada era KGPAA Mangkunegara V yang menceritakan tentang prajurit laki-laki yang sedang belajar bertarung menggunakan tongkat dan perisai.

Baca juga: Kemenparekraf sajikan 11 menu khas Keraton Mangkunegaran di IWTCF 2022

Baca juga: Sejumlah tokoh nasional ikuti Kirab Pusaka Dalem Mangkunegaran Solo

Baca juga: Mangkunegaran kenalkan tarian Golek Montro ke sejumlah negara

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022