Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G.Plate mengajak Pemerintah Portugal untuk mendukung Indonesia menjadi dewan International Telecommunication Union (ITU) dari wilayah Asia Pasifik.mendorong agar Indonesia mendapat kesempatan kembali duduk di ITU Asia Pacific Council
Ajakan untuk mendukung Indonesia kembali mengisi posisi dewan ITU untuk periode 2023-2026 itu dilakukan dalam kunjungan kerja Johnny ke Portugal di sela-sela pembahasan potensi kerjasama di sektor digital.
"Saya ke Portugal juga sebetulnya untuk mempromosikan kandidat Indonesia di ITU plenipotentiary meeting,”kata Johnny dalam siaran persnya, Minggu.
Baca juga: Kominfo dorong kerja sama resiprokal di ITU
Dalam persiapan mengisi posisi penting di ITU, Indonesia mengajukan kandidat yaitu Doktor Meiditomo Sutyarjoko sebagai anggota Radio Regulation Board (RRB) ITU.
Sejak pertengahan tahun 2022, Kementerian Kominfo pun sudah aktif menggalang dukungan untuk menyukseskan pencalonan Indonesia sebagai dewan ITU.
Beberapa ajakan dilakukan dalam pertemuan-pertemuan bilateral seperti dengan perwakilan Jerman, Jepang, dan kini yang terbaru dengan Portugal.
Diharapkan dengan langkah tersebut Indonesia bisa mendapatkan suara dari banyak pihak.
"Kita juga tahu Portugal sebagai bagian dari European Union, kita kan perlu sahabat di dalam EU member. Itulah salah satu pembicaraan yang saya sampaikan dengan Sekretaris Negara Bidang Digitalisasi dan Modernisasi Administratif Portugal Mario Campolargo,” ujarnya.
Johnny menyebutkan ajakannya telah disambut dan diterima baik oleh perwakilan Pemerintah Portugal dan ada potensi tinggi negara itu memberikan dukungan untuk Indonesia di ITU.
Apalagi mengingat relasi Indonesia dan Portugal masuk dalam kategori harmonis dan sangat bersahabat.
“Mudah-mudahan mereka memberikan dukungan kepada kita. Kalau di lihat dari gestur, komitmennya, Menteri Mario memberikan support yang tinggi atas usulan kita,”kata Johnny.
Ia kemudian menyatakan Indonesia akan menjadi kunci penting dalam pertemuan tahunan World Radiocommunication Conferences (WRCs) untuk mengatur alokasi slot orbit satelit hingga pengaturan spektrum.
Indonesia nantinya bisa mengusulkan agar pemanfaatan teknologi tersebut bisa menjadi lebih setara tidak hanya tersedia untuk negara maju, tapi juga untuk negara berkembang, maupun negara yang belum berkembang.
“Di situ juga diatur mengenai slot-slot orbit. Nah, International Telecommunication Union (ITU) Region E - Asia dan Australasia, dari tahun 1970 Indonesia selalu duduk sebagai council di sana. Kali ini juga kita ingin mendorong agar Indonesia mendapat kesempatan kembali untuk duduk di ITU Asia Pacific Council,” tegas Johny.
Adapun pembahasan pencalonan untuk anggota dewan ITU di periode 2023-2026 akan berlangsung pada 26 September- 14 Oktober di Bukares, Romania.
Indonesia dalam pencalonan dewan ITU juga mendorong tiga agenda yaitu peningkatan kapasitas (capacity building), pemberdayaan perempuan (women empowerment), serta menghubungkan yang belum terhubung (connecting the uncconected).
Baca juga: Menkominfo perkuat kerjasama sektor digital dalam pertemuan bilateral
Baca juga: Indonesia galang dukungan negara lain untuk jadi kandidat dewan ITU
Baca juga: Indonesia usung tiga isu dalam pencalonan Dewan ITU
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022