Murray menilai dengan bakat Federer yang tak ternilai, mungkin akan sulit bagi petenis asal Swiss itu untuk memilih petenis mana yang akan dipilih untuk mengikuti jejaknya.
"Saya yakin dia akan melatih suatu hari nanti, yang jelas dia akan memilih petenis yang bisa termotivasi untuk bermain pada pertandingan besar," kata Murray seperti disiarkan Reuters, Minggu.
Petenis asal Inggris yang pernah tiga kali kalah dari Federer di babak final Grand Slam itu mengatakan, Federer punya banyak pilihan untuk melanjutkan kegiatannya usai pensiun.
"Federer memiliki kemampuan untuk memainkan segalanya dan dia memiliki begitu banyak pilihan yang terkadang menjadi tantangan juga sebagai pelatih, terutama seseorang di posisinya," kata Murray.
Baca juga: Roger Federer pamit dari tenis setelah kekalahan di Laver Cup
Murray bersama Federer menjadi bagian dari tim Eropa dalam ajang Laver Cup yang menjadi pertandingan terakhir bagi pemilik 20 gelar Grand Slam itu.
Laver Cup yang berakhir hari Jumat menjadi ajang perpisahan bagi Federer, yang diiringi salam hangat dan tangis dari para rekan dan lawan tenisnya di lapangan termasuk Murray.
Murray mengatakan malam itu menjadi begitu emosional ketika petenis berusia 41 tahun itu bermain bersama Rafael Nadal dalam pertandingan terakhirnya.
"Beruntung berada di sini dan hadir pada Jumat malam. Roger memang pantas mendapatkan malam kesempatan (perpisahan) itu dan sangat istimewa ketika semua orang hadir di sana," ujar Murray.
Sementara itu Federer menolak untuk mengatakan apa rencananya setelah gantung raket. Termasuk menjadi kapten pada Laver Cup bukan sebuah rencana yang ia pikirkan sebelumnya.
"Sangat menyenangkan bermain di sana. Siapa tahu, mungkin suatu hari nanti. tapi sejauh ini kami belum punya rencana," ungkap Federer soal kabar menjadi pelatih.
Baca juga: Federer janji kepada penggemar akan tetap berada di tenis
Baca juga: Nadal mengaku sangat emosional pada pertandingan terakhir Federer
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2022