Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta membiayai aktivitas seni dan budaya di Taman Ismail Marzuki (TIM) melalui skema subsidi dengan anggaran mencapai Rp28 miliar hingga akhir 2022.negara hadir dalam memberikan subsidi untuk pembiayaannya
"Sehingga para seniman bisa memikirkan karya seninya, adapun negara hadir dalam memberikan subsidi untuk pembiayaannya," kata Gubernur DKI Anies Baswedan setelah hadir dalam dialog publik Pusat Kesenian Jakarta, TIM di Jakarta Pusat, Senin.
Untuk menjaga kualitas, kata dia, nantinya enam orang dewan penasehat di Dewan Kesenian Jakarta akan melakukan kurasi bagi seniman atau masyarakat yang mengembangkan seni budaya apabila berencana tampil di TIM.
Anies menambahkan pemberian subsidi khusus itu hanya bagi masyarakat atau seniman yang tampil di TIM.
Sedangkan, bagi masyarakat atau seniman yang memerlukan dukungan di berbagai wilayah di DKI, lanjut dia, pengajuannya melalui Dinas Kebudayaan DKI.
Baca juga: Anies pastikan tak ada komersialisasi seni budaya di TIM
"Yang di TIM beda lagi karena di TIM itu dikelola langsung untuk subsidi khusus, aktivitas langsung di dalam TIM," ucapnya.
TIM, lanjut Anies, dikelola oleh unit khusus atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang khusus mengelola kebudayaan dan terpisah dari praktik komersial, meski berada di bawah naungan BUMD DKI, PT Jakarta Propertindo (Jakpro).
Dengan dikelola oleh unit khusus kebudayaan tanpa komersialisasi, maka pihaknya tidak mencari keuntungan.
Adapun total biaya revitalisasi TIM yang dilakukan sejak 2019 itu dialokasikan dari dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp1,4 triliun.
"Kami investasi Rp1,4 triliun tapi kami tidak kemudian mencari pendapatan untuk menutup investasi Rp1,4 triliun semata-mata. Jadi bukan begitu, karena ini kami mencari manfaatnya," imbuh Anies.
Baca juga: Wagub DKI pastikan seniman dilibatkan pada revitalisasi TIM
Ia menyakini ke depan revitalisasi TIM akan melahirkan pengembangan seni budaya berkelas tingkat dunia.
"Tujuan dari revitalisasi total Taman Ismail Marzuki adalah untuk menghasilkan ekosistem seni dan budaya yang berkelas dunia," ucap Anies.
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2022