“Cukupilah kebutuhan protein hewaninya, itu yang paling penting. Jadi jangan asal kenyang, karena makronutrisi, mikronutrisi, vitamin, itu semuanya ada di protein hewani. Yang murah itu kan ikan, telur, dan hati ayam, itu sudah komplit vitamin yang ada di situ dan kandungan zat besinya ada di situ,” kata Piprim saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.
Stunting. lanjut dia, merupakan kondisi kekurangan nutrisi berkepanjangan sehingga menyebabkan anak memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang atau berada di bawah standar.
Piprim menjelaskan bahwa kata kunci dari pencegahan stunting yaitu memastikan semua anak-anak, khususnya balita di seribu pertama hari kehidupan, memiliki kecukupan asupan protein hewani agar dia bisa bertumbuh.
Ia juga mengatakan anak yang kekurangan asam amino esensial, yang terkandung dalam protein hewani, dapat menghambat tumbuh kembang anak yang kemudian berpotensi terjadinya stunting.
Baca juga: KSP targetkan penurunan angka stunting termasuk di perbatasan
Piprim memandang masih banyak orang tua yang memberikan makanan pada anak dengan tujuan hanya asal kenyang dengan menambahkan banyak karbohidrat dan melewatkan menu protein hewani.
“Makan asal kenyang ini masih banyak di masyarakat kita. Edukasi itu salah satu kunci. Harus dipahamkan bahwa kalau anaknya mau bebas stunting, mau tinggi, mau cerdas, protein hewani itu tidak bisa tidak,” katanya.
Ia mengingatkan bahwa nutrisi esensial sangat penting bagi anak. Nutrisi esensial kerap terabaikan karena anak-anak didominasi oleh makanan-makanan junk food yang tinggi kalori namun miskin nutrisi. Piprim pun mengajak masyarakat, terutama orang tua, untuk kembali mengonsumsi makanan alami yang bukan diproduksi dari pabrik.
“Makanan alami itu seperti apa? Sayur hijau, buah-buahan, protein hewani. Itu adalah makanan-makanan alamiah yang dimasak bukan dibuat pabrik yang dikemas di dalam kardus, bukan snack-snack yang tinggi gula, tinggi kalori, tapi miskin nutrisi,” ujarnya.
Piprim menegaskan bahwa pola makan yang benar selain dapat mencegah stunting juga bisa mencegah obesitas. Kondisi saat ini, imbuhnya, memprihatinkan mengingat masih ada anak-anak dengan stunting di sisi lain juga anak-anak dengan obesitas. Hal tersebut dikarenakan kekeliruan dalam memilih jenis makanan sehat yang harusnya dikonsumsi anak-anak.
“Makanan sehat itu kaya nutrisi, cukup kalori. Makanan yang tidak sehat itu, tinggi kalori tapi miskin nutrisi,” tegasnya.
Baca juga: Kecukupan gizi saat remaja berpengaruh pada kesehatan saat dewasa
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022