• Beranda
  • Berita
  • Jalan panjang hingga kereta api bisa senyaman ini

Jalan panjang hingga kereta api bisa senyaman ini

27 September 2022 15:35 WIB
Jalan panjang hingga kereta api bisa senyaman ini
KA Penumpang Kaligung relasi Semarang Poncol - Cirebon Prujakan tengah melintasi pesisir pantai utara di wilayah Plabuan Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah. PT KAI

... industri kereta api menjelma menjadi moda transportasi yang nyaman dan modern

"Biasanya kereta terlambat, dua jam mungkin biasa," demikian lirik musikus legendaris Iwan Fals dalam lagu "Kereta Tiba Pukul Berapa".

Iwan Fals tidak berlebihan. Penggalan lirik lagu tersebut sedikit menggambarkan kondisi kereta api zaman dulu, setidaknya pada tahun 1990-an yang mana jadwal kedatangan kereta sering tidak tepat alias on time.

Bahkan penulis I.O Nanulaitta dalam bukunya berjudul "Ir H. Djuanda: Negarawan, Administrator, dan Teknokrat Utama (2001)" pernah menyebut bahwa kereta api identik dengan gerbong rusak, kotor, kursi-kursi robek penuh kutu busuk, kakus hancur, dan berbau busuk.

"Kala itu setiap kereta api penuh sesak; penumpang, para pedagang dengan barang-barangnya, tukang copet, hingga pengemis memadati gerbong-gerbong sampai lokomotif,” tulis Nanulaitta.

Namun demikian, moda transportasi favorit masyarakat ini terus berbenah. Publik masih ingat transformasi kereta api yang dilakukan Ignasius Jonan ketika menjabat Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia pada 2009 sampai dengan 2014.

Di tangannya, industri kereta api menjelma menjadi moda transportasi yang nyaman dan modern. Meski mendapat protes dan resistensi dari sejumlah pihak, KAI mulai melakukan perubahan mendasar untuk meningkatkan pelayanan bagi penggunanya.

Jonan berkeras menerapkan sterilisasi lingkungan stasiun, pembenahan sistem tiket melalui pemesanan secara online dan penerapan boarding pass, perbaikan fasilitas dan pelayanan di dalam kereta, hingga peningkatan sarana dan prasarana kereta api di semua wilayah kerja.

Kepemimpinan Jonan terbukti mengubah kereta api menjadi alat transportasi yang baik dan manusiawi, serta mampu mengubah kultur masyarakat dalam menggunakan sarana transportasi publik secara tertib dan beradab.

Sempat viral di media sosial pada tahun 2014, sebuah foto ketika Jonan tengah tertidur di bangku kereta api lantaran sering turun langsung ke lapangan untuk mengetahui masalah di perkeretaapian Indonesia.

Hantaman pandemi
Pada tahun yang sama, Jonan ditunjuk Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Perhubungan sehingga posisi Dirut PT KAI kemudian dijabat oleh Edi Sukmoro yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Pengelolaan Aset dan Properti KAI.

Di bawah kepemimpinan Edi Sukmoro, KAI terus giat memperbaiki pelayanan. Tidak hanya layanan kereta api di Pulau Jawa, KAI juga melakukan langkah strategis dengan mengembangkan sarana dan prasarana di Pulau Sumatera.

Enam tahun berselang, Didiek Hartantyo yang sebelumnya menjabat Direktur Keuangan, ditunjuk Menteri BUMN Erick Thohir menjadi Direktur Utama PT KAI menggantikan Edi Sukmoro.

Didiek menjadi "masinis" perusahaan BUMN di sektor transportasi tersebut pada saat pandemi COVID-19 melanda Tanah Air.

KAI mencoba beradaptasi dengan situasi di mana pembatasan perjalanan orang tengah dilakukan pemerintah guna memutus mata rantai penularan COVID-19.

Disadari atau tidak, pandemi telah mengubah banyak kebiasaan yang berjalan di tengah-tengah masyarakat. Pandemi mengubah gaya hidup dengan semakin meningkatnya pemanfaatan digital ekonomi.

Hal inilah yang ditangkap KAI untuk dijadikan salah satu solusi mempertahankan capaian kinerja.

KAI melakukan penambahan fitur-fitur pada aplikasi KAI Access serta menggunakan mahadata  (big data) untuk mengetahui minat dan kebiasaan pelanggan sehingga dapat melayani dan menghadirkan layanan sesuai keinginan pelanggan.

Pengembangan aplikasi ini dinilai mampu mengefisienkan petugas serta memastikan operasional kereta api berjalan lancar dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Selanjutnya, perbaikan internal di bidang keamanan dan keselamatan juga ditingkatkan dengan mengembangkan alat berbasis sensor inersial untuk mendeteksi kerusakan rel secara real time.

Sensor ini mendeteksi getaran dari kondisi jalur yang dilalui sehingga potensi-potensi kerusakan jalur KA dapat diketahui lebih awal.

Sebagai perusahaan BUMN, KAI juga menjalin kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan untuk menghasilkan nilai tambah.

Sejumlah kerja sama sinergis dilakukan di antaranya pada angkutan barang. Kinerja angkutan barang KAI di 2021 menunjukkan catatan positif dengan mengangkut sebanyak 50,9 juta ton barang, atau naik 12,7 persen dibanding 2020 sebanyak 45,1 juta ton barang.

Sementara itu, kinerja angkutan barang juga meningkat pada semester I 2022. KAI mengangkut sebanyak 26,7 juta ton barang, naik 15 persen dibanding Semester I 2021, yang mana KAI mengangkut sebanyak 23,2 juta ton barang.

Adapun barang yang paling banyak diangkut dari kerja sama dengan perusahaan BUMN ataupun swasta yakni batu bara, peti kemas, semen, hingga BBM.

“Peningkatan kinerja angkutan barang KAI ini menunjukkan bahwa layanan angkutan barang menggunakan kereta api makin diandalkan masyarakat dan memiliki prospek yang cerah ke depan,” kata VP Public Relations KAI Joni Martinus.

Dari sisi pengusahaan aset, KAI menawarkan kerja sama hak penamaan stasiun (naming rights) untuk memberikan kesempatan kepada mitra yang ingin menjenamai (branding) produk atau jasanya.

Adapun langkah kolaboratif untuk pengamanan aset berupa tanah dan bangunan, KAI mengoptimalkan kerja sama kontrak sewa, penertiban bekerja sama dengan aparat penegak hukum, dan penyertifikatan bekerja sama dengan Kementerian ATR/BPM RI dan jajaran Kantor BPN.

Sejalan dengan visi menjadi solusi ekosistem transportasi terbaik untuk Indonesia, KAI turut meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dengan membangun Integrated Talent Management System (ITMS) untuk memetakan dan mengelola calon pemimpin KAI di masa depan yang berkarakter, berkompeten, dan berdaya saing di lingkungan BUMN.

Untuk menghadapi tren masa depan dan pengembangan bisnis, KAI mengembangkan new capability bagi para pegawai di bidang digital, properti, project financing, asset management, dan logistik.

Bangkit lebih cepat
Seiring dengan kebijakan pelonggaran perjalanan oleh pemerintah, sektor perkeretaapian terus berangsur-angsur pulih.

KAI mencatat volume pelanggan kereta api pada semester I 2022 yaitu 119,8 juta pelanggan, naik 42 persen dibanding semester I 2021 sebanyak 84,1 juta pelanggan.

Kenaikan tersebut ditunjang oleh meredanya pandemi COVID-19, tingkat vaksinasi yang makin membaik, dan relaksasi persyaratan perjalanan pada awal tahun 2022.

Tahun ini, KAI juga kian agresif melanjutkan proyek-proyek yang sempat tertunda akibat pandemi, di antaranya: Pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung; Pengoperasian kembali kereta api lintas Sawahlunto-Muoro Kalaban di Sumatera Barat bersama tiga BUMN yaitu PT Bio Farma (Persero), PT Pupuk Indonesia (Persero), dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG); hingga proyek jalur kereta api di Sumatra Utara, Aceh, Sumatera Selatan, dan jalur kereta Makassar-Parepare.

Sejumlah anak usahanya seperti KAI Services, KAI Bandara, KAI Commuter, KAI Wisata, KAI Logistik, dan KAI Properti juga terus dioptimalkan untuk dapat membantu pemulihan kinerja.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan sektor transportasi mampu tumbuh 21,27 persen di kuartal kedua tahun 2022 dan memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,44 persen.

Kerja keras dan semangat kolaborasi KAI di bawah kepemimpinan Didiek Hartantyo itulah yang sedikit mewakili tema HUT ke-77 KAI yang jatuh pada tanggal 28 September 2022, yakni "Bangkit Lebih Cepat, Melayani Lebih Baik". ***1***



Editor: Achmad Zaenal M

Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2022