Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan perseroan memiliki komitmen terhadap keuangan berkelanjutan seiring dengan target pemerintah menuju transisi energi pada 2030 dan Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
“BNI punya komitmen tinggi terhadap keuangan yang berkelanjutan seiring target Pemerintah Indonesia nol emisi karbon. Untuk mencapai itu, tentunya kita punya program komitmen bersama melakukan transisi energi mengarah Energi Baru Terbarukan (EBT),” kata Royke Tumilaar dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi XI DPR RI dengan BNI di Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan perseroan telah menyalurkan pembiayaan hijau sebesar Rp117,9 triliun untuk memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Rp16,1 triliun untuk mengelola Sumber Daya Alam (SDA) dengan menggunakan lahan yang berkelanjutan.
Baca juga: BNI buka peluang kembali terbitkan obligasi hijau
Lalu sebesar Rp12 triliun untuk membiayai Pembangkit Listrik Tenaga Air, Surya maupun Biogas, dan Rp7,2 triliun untuk membiayai pencegahan dan pengendalian polusi.
Selain itu dia melanjutkan sebesar Rp23,4 triliun untuk membiayai pengelolaan air limbah yang berkelanjutan dan green building.
“Kita sudah pasang beberapa Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) (untuk mobil listrik), dan membiayai banyak segmen hijau, terutama hydro power,” kata Royke.
Dengan kepedulian terhadap sosial dan lingkungan melalui pembiayaan hijau, dia mengatakan perseroan memperoleh Enviromental, Social dan Governance (ESG) rating A dari Morgan Stanley Capital International (MSCI) sejak November 2021 yang merupakan rating tertinggi dalam sektor perbankan.
Seperti diketahui, Indonesia menargetkan penurunan emisi karbon hingga 29 persen dengan upaya sendiri dan 41 persen dengan dukungan internasional pada 2030 mendatang serta menargetkan NZE pada 2060.
Baca juga: Portofolio hijau BNI capai Rp170,5 triliun pada triwulan I
Baca juga: BNI optimistis dorong pembiayaan hijau seiring penerbitan "Green Bond"
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022