Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pemerintah daerah tidak ragu-ragu untuk menggunakan belanja tak terduga dan dana transfer umum di APBD untuk mencegah kenaikan inflasi.
“Jangan sampai ada yang ragu-ragu lagi mengenai penggunaan belanja tidak terduga dan dana transfer umum karena sudah ada Peraturan Menteri Keuangan, sudah ada Surat Edaran Mendagri. Saya juga sudah sampaikan ke Kejaksaan Agung dan KPK, untuk hal-hal ini karena sekarang sangat membutuhkan,” kata Presiden Jokowi dalam pengarahan kepada seluruh Menteri/Kepala Lembaga, Kepala Daerah, Pangdam, dan Kapolda di Jakarta, Kamis.
Jokowi menjelaskan belanja tak terduga dapat digunakan untuk membiayai transportasi komoditas pangan dari tempat produksi ke pasar.
Dengan begitu, katanya, harga pangan yang dibebankan kepada pembeli dapat lebih murah karena biaya transportasi tersebut sudah dikompensasi APBD. Hal tersebut dapat mencegah kenaikan harga pangan setelah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada 3 September 2022.
Baca juga: Sri Mulyani: Pesan Presiden Jokowi jadi benteng optimalisasi APBN
“Urusan harga telur naik, produksinya di mana sih telur? Kalau misalnya di Palembang harga telur naik, sudah ambil aja telur dari Bogor, biarkan pedagang atau distributor beli di Bogor tapi ongkos angkutnya ditutup APBD untuk provinsi, kabupaten, dan kota,” ujarnya.
Begitu pula dengan pemenuhan komoditas pangan lain, seperti bawang merah. Daerah lain dapat membeli stok bawang merah di sentra produksi Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Biaya transportasi ke dan dari Brebes dapat ditanggung APBD setempat melalui pos belanja tak terduga.
“Duit (transportasi) tidak banyak juga, dan tidak mungkin setiap hari harus beli bawang merah. Seminggu hanya dua kali. Ini uang (transportasi) kecil tapi memang harus bekerja detail,” kata dia.
Baca juga: Jokowi: Pemerintah konsisten perbaiki fundamental meski kondisi sulit
Sedangkan alokasi dana transfer umum (DTU) dalam APBD, kata Jokowi, dapat digunakan untuk membantu produksi petani atau masyarakat setempat guna menghasilkan komoditas pangan.
“Cabai merah kenapa harganya tinggi? karena produksinya kurang, suplainya jadi kurang, pasokannya kurang. Tugas saudara-saudara bagaimana mengajak petani tanam ini (cabai merah),” ujar dia.
Baca juga: Jokowi: Pemerintah akan pertahankan defisit APBN di bawah 3 persen
Jokowi menjelaskan upaya pemerintah dalam mengendalikan inflasi akan dibantu dengan bauran kebijakan dari Bank Indonesia (BI).
Dia bersyukur Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan BI mampu menerapkan kebijakan yang sinergis dan beriringan sehingga memperkuat langkah pengendalian inflasi.
“Saya senang BI dan Kemenkeu berjalan beringan dan rukun tanpa intervensi kewenangan BI tapi yang lebih penting adalah bukan rem uang beredar tapi menyelesaikan di ujungnya, yaitu kenaikan barang dan jasa,” kata dia.
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022