• Beranda
  • Berita
  • Wapres Ma'ruf harap dialog sosial terjadi di institusi ketenagakerjaan

Wapres Ma'ruf harap dialog sosial terjadi di institusi ketenagakerjaan

30 September 2022 14:32 WIB
Wapres Ma'ruf harap dialog sosial terjadi di institusi ketenagakerjaan
Wakil Presiden Ma'ruf Amin bersama Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam acara Napak Tilas dan Peringatan Hari Ulang Tahun ke-67 Konfederasi Sarikat Buruh Muslimin Indonesia di Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (30/9/2022). (ANTARA/HO-BPMI Setwapres)
Wakil Presiden Ma'ruf Amin berharap dialog sosial antara Pemerintah, pengusaha, dan pekerja terjadi untuk mencari solusi bersama atas beragam masalah ketenagakerjaan.

"Studi yang dilakukan ILO (Internasional Labour Organisation) pada 2021 di 133 negara menunjukkan bahwa serikat buruh berkolaborasi dengan pemerintah dan pengusaha melalui dialog sosial untuk merumuskan kebijakan, baik di tingkat nasional dan internasional, dalam memperkuat kapasitas pekerja saat krisis menerpa maupun dalam menyusun strategi jangka panjang untuk mengatasi dampak krisis," kata Ma'ruf Amin di Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat.

Ma'ruf Amin menyampaikan hal itu saat menghadiri acara Napak Tilas dan Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-67 Konfederasi Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (K-Sarbumusi), yang juga dihadiri Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

"Dialog sosial yang dimandatkan ILO sesungguhnya selaras dengan cara berpikir NU tersebut. Dialog sosial akan menunjang kohesi sosial yang akan berkontribusi pada berfungsinya perekonomian untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya pekerja. Ini juga yang diinginkan NU, kebaikan dan perbaikan bagi umat, bangsa, dan negara," jelasnya.

Nahdlatul Ulama (NU), menurut Wapres, menganut paham ahlussunah wal jama'ah yang memiliki pola pikir mengambil jalan tengah antara aqli dan naqli.

"Inilah identitas Nahdliyin. Kerangka berpikir Nahdliyin disebut fikrah nahdliyah yang dilandaskan pada khittah nahdliyah dalam menentukan arah perjuangan, untuk mewujudkan ​​​​​​​ishlah-al-ummah atau perbaikan umat," tambah Wapres.

Baca juga: Wapres Ma'ruf Amin sampaikan ucapan duka cita kepada istri Shinzo Abe

Dalam peringatan hari lahir ke-67 K-Sarbumusi tersebut, Ma'ruf Amin menyampaikan apresiasi atas kiprah K-Sarbumusi sebagai badan otonom NU sejak 1955.

K-Sarbumusi menjadi salah satu dari lima organisasi pekerja terbesar di Indonesia dengan jumlah keanggotaan mencapai ratusan ribu orang. Sehingga, katanya, hal itu menjadi modal sangat penting bagi K-Sarbumusi untuk menjadi mesin penggerak transformasi pekerja.

"Saat masih di Anshor, Sarbumusi itu luar biasa. Sebagai satu-satunya organisasi yang bisa menandingi SOBSI (Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia) waktu itu, yaitu serikat buruhnya PKI. Karena itu, saya berharap dengan napak tilas ini, kita mulai membangun kembali kejayaan Sarbumusi di masa yang akan datang. Tentu saja dengan pola yang berbeda, dulu situasinya beda, sekarang orientasi beda, sesuai dengan tantangan yang kita hadapi sekarang," katanya.

Apalagi, tambah Ma'ruf Amin, dalam ajaran Islam diajarkan untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat.

"Sebagai bagian dari Nahdlatul Ulama, kita tetap menggunakan cara-cara NU. Cara-cara NU itu adalah ucapan-ucapan yang baik, ucapan-ucapan yang mulia, ucapan-ucapan yang santun. Kita menggunakan cara-cara itu atau yang saya sebutkan melalui dialog sosial dengan cara yang baik, bersama-sama Menteri Ketenagakerjaan yang juga NU, saya yakin Sarbumusi akan menjadi pelopor perbaikan," jelasnya.

Ma'ruf Amin juga memberikan apresiasi kepada Khofifah Indra Parawangsa terkait menurunnya angka pengangguran di Jawa Timur.

"Karena pengangguran di sini (Jawa Timur) lebih rendah dibanding nasional. Tingkat pengangguran nasional itu 5,8 dan Jawa timur 4,8; jadi di bawah nasional, harus kita tekan lagi," ujar Wapres.

Baca juga: Wapres Ma'ruf Amin hadiri HUT Konfederasi Sarikat Buruh Muslimin
Baca juga: Wapres Ma'ruf ingin SDM dan UMKM Indonesia dapat unggul di Jepang

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022