Mata uang Inggris menuju minggu terbaiknya terhadap dolar AS dalam 2,5 tahun karena BoE masuk ke pasar utang untuk membeli obligasi pemerintah jangka panjang untuk hari kedua pada Kamis (29/9/2022). Pada Senin, pound mencapai rekor terendah setelah rencana pemerintah Inggris untuk memangkas pajak dan membayarnya dengan lebih banyak pinjaman mengguncang pasar.
Data inflasi konsumen Jerman dan Belanda yang memanas juga menjadi pengingat bahwa pekerjaan ECB, BoE, dan bank sentral lainnya, belum selesai dengan angka untuk zona euro 19 negara yang lebih luas akan dirilis pada Jumat.
Pound menyentuh 1,1222 dolar di awal sesi Asia, membawanya sangat dekat untuk menghapus semua kerugian terjal setelah apa yang disebut anggaran mini pemerintah baru Jumat lalu (23/9/2022). Sterling terakhir di 1,1155 dolar, menguat 0,3 persen.
Euro diperdagangkan pada 0,9837 dolar, naik 0,2 persen, sedangkan indeks dolar tidak berubah tetapi turun 2,7 persen dari tertinggi Rabu (28/9/2022).
Baca juga: Ekonomi Inggris masih di bawah ukuran prapandemi, tantangan bagi Truss
Volatilitas valuta asing telah melonjak minggu ini karena investor khawatir tentang laju pengetatan moneter global dan kejatuhan anggaran mini Inggris, dan sementara kegelisahan tenang pada Jumat, beberapa analis berpikir itu sudah berakhir.
"Ketika volatilitas lintas pasar mendorong ke level tertinggi baru untuk tahun ini, spread kredit melebar dan pasar mencerminkan krisis keuangan yang nyaris terjadi di industri dana pensiun Inggris, mungkin inilah saatnya untuk mengambil posisi yang lebih defensif di valas," kata ahli strategi ING.
Di tempat lain, yuan China pada Jumat menutup semua kerugiannya dari awal minggu setelah Reuters melaporkan bank sentral telah mengatakan kepada bank-bank besar milik negara untuk siap mendukung mata uang dalam perdagangan luar negeri.
Franc Swiss jatuh setelah Swiss National Bank (bank sentral Swiss) mengatakan telah melakukan intervensi di pasar valuta asing pada kuartal kedua untuk mendukung mata uang. Franc turun terhadap dolar dan euro.
Dolar turun 0,2 persen menjadi 144,30 yen, dan sebagian besar telah bergerak menyamping di bawah garis psikologis 145 sejak pejabat Jepang turun tangan untuk melakukan intervensi pembelian yen pertama mereka sejak 1998 pekan lalu, ketika dolar melonjak ke puncak baru 24 tahun di 145,90 yen.
Pemerintah Jepang akan mengkonfirmasi pada Jumat jumlah yang dihabiskan untuk intervensi, dan jumlah yang tersisa sebagai cadangan untuk tindakan lebih lanjut.
"Kekhawatiran intervensi pasti di luar sana, dan membatasi dolar-yen," kata Shinichiro Kadota, Ahli Strategi Barclays di Tokyo.
Baca juga: Sterling, euro naik terhadap dolar setelah BoE beli obligasi Inggris
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022