• Beranda
  • Berita
  • INDEF perkirakan inflasi pada September sebesar 1,45 persen

INDEF perkirakan inflasi pada September sebesar 1,45 persen

30 September 2022 18:15 WIB
INDEF perkirakan inflasi pada September sebesar 1,45 persen
Pedagang melayani pembeli di Pasar Rangkasbitung, Lebak, Banten, Jumat (30/9/2022). Bank Indonesia memperkirakan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) tahun 2022 akan berada diatas enam persen secara tahunan (year on year/yoy) akibat kenaikan harga bahan bakar minyak, terutama solar dan pertalite, serta peningkatan tarif angkutan. (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Penyebabnya kenaikan harga BBM, kenaikan harga pangan, kenaikan tarif transportasi online,

Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto memperkirakan tingkat inflasi Indeks Harga Konsumen pada September 2022 mencapai 1,45 persen secara bulanan (month to month/mtm).

Eko menyebut inflasi sepanjang bulan ini disebabkan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) yang berimbas pada kenaikan tarif jasa transportasi online, disusul kenaikan harga pangan.
 
"Penyebabnya kenaikan harga BBM, kenaikan harga pangan, kenaikan tarif transportasi online," ujar Eko saat dihubungi melalui sambungan telepon di Jakarta, Kamis.
   
Proyeksi ini cukup jauh dari IHK Agustus 2022 yang mengalami deflasi 0,21 persen mtm, namun, tidak terlalu jauh dari proyeksi Bank Indonesia (BI) yang memperkirakan inflasi sebesar 1,1 persen mtm pada September 2022.
 
Eko menyebut inflasi tahunan akan berada di angka 6,25 persen (yoy).
 
Ia menyampaikan, sebagai upaya mengantisipasi inflasi jatuh ke jurang yang lebih dalam,  pemerintah perlu memastikan program bantuan sosial dipercepat dan dipastikan tepat sasaran.
 
Kemudian mempercepat realisasi dana insentif daerah (DID) sebagai upaya menekan inflasi dari tingkat daerah.

Baca juga: Sinergi Pemerintah Pusat dan pemda mengendalikan inflasi
 
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan pemerintah akan menuntaskan permasalahan gangguan rantai pasokan yang berpotensi semakin menaikkan tingkat inflasi.
 
Salah satu upaya menyelesaikan permasalahan gangguan rantai pasokan ini di antaranya Presiden Jokowi meminta gubernur dan wali kota agar menelusuri secara detail penyebab tekanan harga komoditas, terutama pangan.
 
Pemerintah juga memastikan inflasi akan dikendalikan oleh pemerintah bersama Bank Indonesia dengan melihat detail baik dari sisi kebijakan makro, moneter maupun mengontrol secara langsung di setiap daerah.
 
Di sisi lain, Bank Indonesia sebagai otoritas dari sisi moneter pun turut menetapkan kebijakan untuk mengelola ekspektasi inflasi serta stabilitas rupiah mengingat saat ini Indonesia dan banyak negara sedang menghadapi dolar yang sangat kuat.

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022