• Beranda
  • Berita
  • Kemenkeu: Empat negara konversi utang RI senilai 303 juta dolar AS

Kemenkeu: Empat negara konversi utang RI senilai 303 juta dolar AS

30 September 2022 22:04 WIB
Kemenkeu: Empat negara konversi utang RI senilai 303 juta dolar AS
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman (tengah) dalam media briefing di Jakarta, Jumat (30/9/2022). ANTARA/Agatha Olivia Victoria.

Peminjam menawarkan kepada kami apa utang tersebut bisa ditukar atau tidak perlu dibayar tetapi nanti kami buat program-program tertentu

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan sebanyak empat negara berkomitmen melakukan debt swap atau konversi utang pemerintah Indonesia senilai 303 juta dolar AS.

Adapun konversi utang tersebut disepakati ke dalam bentuk program atau proyek yang harus dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia.

"Jadi dalam debt swap ini kami ada beberapa program, tetapi tergantung pemberi pinjamannya juga. Peminjam menawarkan kepada kami apa utang tersebut bisa ditukar atau tidak perlu dibayar tetapi nanti kami buat program-program tertentu," ungkap Luky dalam media briefing di Jakarta, Jumat.

Ia membeberkan keempat negara yang dimaksud adalah Jerman, Italia, Australia, dan Amerika Serikat. Dari komitmen tersebut sudah terealisasi senilai 261,9 juta dolar AS untuk 175 proyek, sedangkan sisanya masih dalam proses.

Dengan Australia, konversi utang dilakukan ke dalam bentuk beberapa program dan proyek terkait kesehatan, sedangkan dengan Amerika Serikat debt swap dilakukan ke dalam bentuk program terkait hutan tropis.

Sementara konversi utang dengan Italia dilakukan dalam bentuk proyek perumahan, meski jumlahnya tak banyak, dan dengan Jerman mayoritas debt swap dilakukan untuk program pendidikan serta kesehatan terutama berfokus pada tuberkulosis hingga malaria.

"Ke depan debt swap itu sifatnya dua arah, kalau peminjamnya memang mengindikasikan ingin melakukannya kami sangat-sangat welcome. Terkadang kami memang menawarkan skema ini tetapi juga tergantung dari peminjamnya seperti apa," jelas Luky.

Sebelumnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memang menganjurkan mekanisme debt swap, yang memungkinkan suatu negara, alih-alih membayar utang kepada kreditur, dapat menggunakan uang itu untuk berinvestasi dalam ketahanan iklim, infrastruktur berkelanjutan, dan transisi hijau perekonomian mereka.


Baca juga: Pemerintah tak akan terbitkan "euro bond" pada tahun ini
Baca juga: BI: Utang luar negeri RI turun jadi 400,4 miliar dolar AS pada Juli
Baca juga: DPR apresiasi pemerintah turunkan rasio utang ke 37,91 persen di 2022

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022