• Beranda
  • Berita
  • 63,60 juta masyarakat Indonesia telah menerima dosis penguat

63,60 juta masyarakat Indonesia telah menerima dosis penguat

1 Oktober 2022 18:33 WIB
63,60 juta masyarakat Indonesia telah menerima dosis penguat
Arsip foto - Tenaga kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada seorang warga di Paskal 23 Hyper Square Bandung, Jawa Barat, Kamis (28/7/2022). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/foc/pri.

Mengurangi keparahan dan risiko meninggal karena COVID-19," katanya

Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 melaporkan jumlah warga Indonesia yang telah menerima dosis ketiga atau penguat mencapai 63,60 juta orang hingga 1 Oktober 2022, pukul 12.00 WIB.

Data Satgas COVID-19 yang diterima di Jakarta, Sabtu, mencatat jumlah penduduk yang telah mendapat suntikan dosis ketiga vaksin COVID-19 bertambah 57.392 orang, sehingga mencapai total 63.608.742 orang.

Dengan demikian maka tercatat, suntikan dosis penguat vaksin COVID-19 sudah diberikan kepada 27,1 persen dari total warga yang menjadi sasaran vaksinasi COVID-19, sebanyak 234.666.020 orang.

Sementara itu, penduduk yang mendapatkan dosis 2 vaksin COVID-19 bertambah 19.076 orang menjadi total 171.205.139 orang, atau setara 72,96 persen dari total sasaran.

Sedangkan penerima dosis pertama bertambah 15.383 orang, sehingga jumlah keseluruhan mencapai 204.594.174 orang atau sudah diberikan pada 87,18 persen dari total sasaran.

Untuk vaksinasi keempat menargetkan kepesertaan tenaga kesehatan, terjadi penambahan 4.834 orang. Total 629.858 orang sudah menjalani vaksinasi keempat.

Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Iwan Ariawan menyebut cakupan vaksin dosis lengkap di Indonesia telah sampai pada level yang memadai.

Proporsi penduduk yang mempunyai
antibodi SARS-COV-2 per Desember 2021 mencapai 87,8 persen, dan Juli 2022 meningkat jadi 98,5 persen.

"Tapi bukan berarti mereka yang telah divaksin tidak bisa terinfeksi COVID-19, tetapi mengurangi keparahan dan risiko meninggal karena COVID-19," katanya.

Ketua Komite Penasehat Ahli Imunisasi Nasional (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization/ITAGI) Prof Sri Rezeki mengatakan vaksinasi COVID-19 masih dibutuhkan hingga status pandemi dinyatakan berakhir.

"Pandemi belum dihentikan. Selama belum dicabut statusnya, kita statusnya masih darurat," katanya.

Sri mengatakan antibodi yang timbul karena pengaruh vaksin COVID-19 maupun imun alami yang dimiliki penyintas akan menurun dalam kurun enam bulan sejak penyuntikan terakhir.

Untuk itu ia mengimbau masyarakat untuk segera mengakses layanan vaksinasi COVID-19 di fasilitas kesehatan terdekat tanpa memilih merek vaksin, sebab seluruh vaksin yang direkomendasikan ITAGI di Indonesia seluruhnya aman dan halal.

Berdasarkan hasil penelitian Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia terhadap 1.792.360 kasus COVID-19 di berbagai daerah per 1 Januari hingga 30 Juni 2022, menunjukkan 2,8 persen orang yang belum pernah mendapatkan vaksin COVID-19 berisiko meninggal 28 kali lebih besar dibandingkan orang yang sudah mendapatkan vaksin booster.

Sebanyak 1,5 persen orang yang mendapatkan sekali suntikan vaksin COVID-19 berisiko meninggal 15 kali lebih besar dibandingkan orang yang sudah mendapatkan vaksin booster COVID-19.

Sebanyak 0,6 persen Orang yang mendapatkan vaksin COVID-19 dosis lengkap, berisiko meninggal enam kali lebih besar dibandingkan orang yang sudah mendapatkan vaksin booster COVID-19.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022