“Suporter ini penting peranannya. Tindakan mereka harus menambah motivasi dan semangat para pemain, namun bisa juga membuat pemain dan negaranya rugi,” kata Marciano dalam pernyataan tertulis, Minggu.
“Oleh karenanya, suporter Indonesia harus mendapatkan edukasi agar fanatisme terhadap klub kebanggaan mereka tetap terkendali dan menjunjung tinggi sportivitas,” katanya menambahkan.
Baca juga: Mahfud tegaskan tragedi Kanjuruhan bukan bentrok antarsuporter
Baca juga: Madura United dukung penghentian Liga terkait tragedi Kanjuruhan
Laga lanjutan Liga 1 Indonesia 2022/23 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10) malam berakhir ricuh setelah sejumlah suporter tim tuan rumah merangsek masuk ke lapangan karena tidak menerima timnya kalah.
Petugas pengamanan melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain. Namun imbauan tersebut tidak digubris sehingga pihak kepolisian melancarkan tembakan gas air mata.
Hingga Minggu pagi, sebanyak 127 orang dilaporkan meninggal dunia dalam tragedi tersebut, dengan dua di antaranya adalah anggota Polri.
Selain itu, terdapat kurang lebih 180 orang yang masih menjalani perawatan di rumah sakit akibat kejadian tersebut.
Atas kejadian tragis yang juga menyita perhatian dunia internasional, Marciano juga menyampaikan duka cita mendalam terhadap para korban dan sepak bola Indonesia.
“Duka mendalam pada sepak bola Indonesia. Saya prihatin sekali atas kejadian ini. Tragedi ini merupakan bencana terburuk dalam kerusuhan sepak bola dunia dengan korban jiwa terbanyak,” kata mantan Ketua BIN itu.
Ia juga berharap tragedi Kanjuruhan itu tidak berujung sanksi kepada Indonesia atau pencabutan status tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2023.
Baca juga: Deretan klub liga 1 sampaikan duka cita atas Tragedi Malang
Baca juga: Kerusuhan Arema FC vs Persebaya dapat sorotan media internasional
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2022