Yenny Wahid dapat Lima Gunung Award 2022

2 Oktober 2022 17:44 WIB
Yenny Wahid dapat Lima Gunung Award 2022
Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid memukul gong 21 kaki menandai pemberian Lima Gunung Award 2022 kepada dirinya dari Komunitas Lima Gunung pada puncak Festival Lima Gunung XXI/2022 di kawasab Gunung Andong, Dusun Mantran Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jateng, Minggu (2/10/2022). ANTARA/Hari Atmoko

Ini komunitas kami pertama kali tahun ini mengeluarkan penghargaan bernama Lima Gunung Award, bertepatan dengan Festival Lima Gunung XXI

Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid, putri Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid mendapat Lima Gunung Award 2022 dari seniman petani Komunitas Lima Gunung Kabupaten Magelang, Jateng melalui puncak Festival Lima Gunung XXI/2022, Minggu.

Puncak festival mandiri atau tanpa sponsor tahunan komunitas seniman petani kawasan Gunung Merapi, Merbabu, Andong, Sumbing, dan Menoreh tersebut, berlangsung selama tiga hari (30 September-2 Oktober 2022) di kawasan Gunung Andong, Dusun Mantran, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang.

Seorang tokoh yang juga dalang di komunitas itu, Sih Agung Prasetyo, menjelaskan penghargaan dari pihaknya itu bukan dalam wujud materiil seperti piagam atau sertifikat akan tetapi berupa penghargaan batin sebagai ingatan terhadap desa dengan masyarakat dan kearifan lokalnya.

Baca juga: Pemerhati: Festival Lima Gunung 2022 ungkap memori kemandirian budaya

"Ini komunitas kami pertama kali tahun ini mengeluarkan penghargaan bernama Lima Gunung Award, bertepatan dengan Festival Lima Gunung XXI," ujarnya.

Pemberian Lima Gunung Award 2022 ditandai dengan pemukulan gong besar 21 kali oleh Yenny Wahid dituntun para tokoh komunitas di atas panggung Festival Lima Gunung XXI/2022 dengan total 69 grup kesenian dari komunitas itu, jejaring dengan kelompok kesenian di daerah setempat, luar kota, beberapa provinsi, dan luar negeri.

Dalam kesempatan itu, ratusan seniman yang sebelumnya melakukan kirab budaya mengelilingi jalan dusun setempat, duduk bersila memenuhi panggung, mewarnai pemberian penghargaan tersebut.

Baca juga: Pengamat: Festival Lima Gunung tumbuh dari kekuatan budaya warga desa

Para tokoh komunitas dan seniman lainnya juga membawa Yenny Wahid dengan ditandu dalam kirab budaya puncak festival yang menyuguhkan berbagai pementasan, seperti tari, musik, teater, pembacaan puisi, kirab budaya, pidato kebudayaan, dan performa seni, serta pameran seni rupa.

Seorang tokoh spiritual Komunitas Lima Gunung Sitras Anjilin dan Ketua Komunitas Lima Gunung Supadi Haryono bersama-sama memimpin sembahyang melalui kolaborasi tembang dan ungkapan berbahasa Jawa dalam pemberian penghargaan Lima Gunung Award 2022.

Pemimpin tertinggi dan juga budayawan Komunitas Lima Gunung Sutanto Mendut menyatakan izin kepada publik desa untuk memberikan Lima Gunung Award 2022 kepada Yenny Wahid.

Baca juga: Topeng meditasi FLG siratan jalan kebudayaan berkelanjutan

Dia mengemukakan terkait dengan kearifan lokal dusun yang terus dihidupi masyarakat sebagai kekuatan untuk menjalani kehidupan sehari-hari dalam semangat kekeluargaan dan persaudaraan.

"Di sini (dusun, red.) ada 'local wisdom' (kearifan lokal) yang tanpa diuraikan sama sekali tetapi dijalankan, sebagaimana kami memberikan penghargaan ini. Izinkan kita berikan bersama-sama (Lima Gunung Award 2022, red.). Tadi malam leluhur dan sesepuh memutuskan," katanya.

Yenny Wahid yang juga pimpinan Wahid Institut itu mengaku tidak menyangka kehadirannya untuk menyaksikan Festival Lima Gunung XXI/2022 justru memperoleh Lima Gunung Award 2022 dari komunitas seniman petani dusun dan gunung tersebut.

"Saya kaget dan takjub dapat hadiah istimewa, bukan 'award'-nya yang menyentuh hati saya, tetapi 'roso' (perasaan hati) yang mengiringi pemberian 'award' ini," katanya.

Ia menjelaskan bahwa persoalan perasaan hati tidak bisa direkayasa.

Dalam beberapa kesempatan kegiatan di Jakarta, pihaknya melibatkan Komunitas Lima Gunung

"Komunitas Lima Gunung memang selalu dekat di hati saya. Hati saya memang kepincut (terpikat) dengan Komunitas Lima Gunung dan kedekatan ini saya bawa ke manapun," ujar dia.

Ia juga menyebut manfaat besar Festival Lima Gunung terkait dengan pelestarian budaya, usaha melestarikan kearifan lokal, dan menjaga nilai-nilai kebangsaan.

Pewarta: M. Hari Atmoko
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2022