Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPP KNPI) Haris Pertama menyoroti prosedur tetap (protap) pada pertandingan sepak bola di Stadion Kanjuruhan yang berakhir tragedi dengan ratusan korban meninggal dunia.Sayangilah nyawa saudara kalian sesama manusia.
"Kita ketahui bahwa kapasitas Stadion Kanjuruhan sebanyak 35.000 kursi. Namun, tiket dijual sebanyak 40.000. Ini keterlaluan sekali hanya mengambil keuntungan saja," kata Haris Pertama dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.
Selain itu, sejak awal panitia mengkhawatirkan akan pertandingan itu dan meminta kepada Liga (LIB) agar pertandingan pada sore hari untuk meminimalkan risiko. Akan tetapi, pihak Liga menolak permintaan tersebut dan tetap menyelenggarakan pertandingan pada malam hari.
Haris menduga bahwa penggunaan kekuatan yang berlebihan (excessive use force) oleh aparat keamanan tidak sesuai dengan prosedur hukum.
"Penggunaan gas air mata dan pengendalian masa yang tidak sesuai dengan prosedur menjadi penyebab banyaknya korban jiwa yang berjatuhan," ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa penggunaan gas air mata yang tidak sesuai dengan prosedur pengendalian massa mengakibatkan suporter di tribun berdesak-desakan mencari pintu keluar, sesak napas, pingsan, dan saling bertabrakan.
Menurut dia, ada dugaan pelanggaran protap pengamanan pertandingan oleh aparat keamanan. Padahal, jelas penggunaan gas air mata tersebut dilarang oleh FIFA.
FIFA dalam Stadium Safety and Security Regulation Pasal 19 menegaskan bahwa penggunaan gas air mata dan senjata api dilarang untuk mengamankan massa dalam stadion.
Haris pun juga menyesalkan kenapa panitia, manajemen LIB, dan aparat keamanan tidak preventif antisipasi kejadian yang berujung maut.
Melalui siaran televisi swasta, lanjut dia, pertandingan berjalan lancar hingga selesai, kemudian kerusuhan terjadi setelah pertandingan, terdapat suporter memasuki lapangan.
"Dalam video yang beredar, kami melihat terdapat kekerasan oleh aparat dengan memukul dan menendang suporter yang ada di lapangan. Ketika situasi suporter makin banyak ke lapangan, justru kemudian aparat melakukan penembakan gas air mata ke tribun yang masih dipenuhi penonton," ujar Haris.
Haris juga menyampaikan belasungkawa mendalam atas jatuhnya korban jiwa dan luka-luka dalam tragedi tersebut. Dia pun mengajak kepada seluruh suporter olahraga dan aparat keamanan memahami makna kemenangan sesungguhnya.
"Saudaraku seluruh suporter dan aparat keamanan ingatlah yang kalian hadapi adalah saudara kalian sendiri sesama suporter yang juga manusia, dan sejatinya kemenangan itu adalah kemanusiaan. Maka, sayangilah nyawa saudara kalian sesama manusia," pesan Haris.
Sebelumnya, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri mencatat sementara jumlah korban meninggal dunia dalam tragedi kericuhan Stadion Kanjuruhan, Jawa Timur, sebanyak 125 orang meninggal dunia.
Data sementara diperoleh dari hasil asesmen yang dilakukan Dokter Kesehatan (Dokes) Polda Jawa Timur dan Tim DVI pada hari Minggu pukul 15.45 WIB.
"Data terakhir yang dilaporkan meninggal dunia 129 orang setelah ditelusuri di rumah sakit terkait menjadi 125 orang," kata Ketua Tim DVI Polri Brigjen Pol. Dr. Nyoman Eddy Purnama Wirawan.
Baca juga: Mesut Ozil sampaikan rasa belasungkawa atas tragedi di Kanjuruhan
Baca juga: Laga PSIS melawan Bhayangkara FC ditunda
Pewarta: Fauzi
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022