• Beranda
  • Berita
  • Akademisi : Kurikulum Merdeka lebih terbantu dengan literasi digital

Akademisi : Kurikulum Merdeka lebih terbantu dengan literasi digital

3 Oktober 2022 15:00 WIB
Akademisi : Kurikulum Merdeka lebih terbantu dengan literasi digital
Akademisi Politeknik Negeri Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Uuf Brajawidagda (ANTARA/Jessica)

Dititik kelemahan itulah yang mesti kita isi

Akademisi Politeknik Negeri Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Uuf Brajawidagda menyebutkan Kurikulum Merdeka Belajar akan lebih terbantu dengan adanya pemahaman literasi digital terhadap siswa.

Uuf menjelaskan literasi digital menjadi salah satu komponen penting dalam penerapan Kurikulum Merdeka Belajar.

"Karena siswa akan lebih cepat mengakses sumber-sumber yang diinginkan. Kalau tingkat literasi digital-nya tinggi, maka dampaknya akan lebih besar, dan prosesnya lebih cepat. Literasi digital salah satu komponen penting dalam Merdeka Belajar," kata Uuf saat ditemui di Batam, Senin.

Meski begitu, menurut Uuf tidak semua aspek pembelajaran dapat diterima dari sektor digitalisasi salah satunya dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis dan bekerja dalam tim.

Baca juga: Kurikulum baru tekankan belajar sampai bisa bukan sekadar tahu

Baca juga: SEAMEO Biotrop usul keanekaragaman hayati masuk Kurikulum Merdeka


Dengan begitu ia menyampaikan sekolah perlu melakukan pergeseran (shifting) dalam proses pembelajaran, terutama untuk penerapan Kurikulum Merdeka Belajar.

"Masih ada aspek-aspek yang tidak bisa disentuh oleh digitalisasi, seperti emosi, cinta, rasa, dan kemampuan berpikir kritis, hal itu tidak bisa melalui digital atau tersedia di sektor digital. Meski digital memang jago dalam merambah ke berbagai hal, tapi dititik kelemahan itulah yang mesti kita isi," ujar dia.

Menurut Uuf hal tersebut menjadi salah satu peluang bagi tenaga pengajar dalam menyediakan ruang atau wadah bagi siswanya untuk mengasah kemampuan yang tidak diperoleh melalui digitalisasi.

"Pendidikan mesti shifting untuk melakukan inovasi terbaru. Belajar untuk berpikir kritis, kerja tim itu tidak ada dalam teorinya, tetapi bisa diasah dan caranya mengasah itu dengan dilakukan. Itu yg saat ini sedang kami lakukan, lebih mengasah soft skills siswa," demikian Uuf.

Baca juga: Nadiem dorong Pancasila lebih membumi lewat Kurikulum Merdeka

Baca juga: Kurikulum Merdeka berikan kesempatan siswa belajar berkolaborasi

Pewarta: Jessica Allifia Jaya Hidayat
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022