• Beranda
  • Berita
  • Kemenko PMK: Keluarga berperan strategis dalam pencegahan stunting

Kemenko PMK: Keluarga berperan strategis dalam pencegahan stunting

3 Oktober 2022 16:42 WIB
Kemenko PMK: Keluarga berperan strategis dalam pencegahan stunting
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Agus Suprapto. ANTARA/HO-Humas Kemenko PMK/am.

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mengingatkan bahwa keluarga berperan strategis dalam upaya pencegahan kekerdilan atau stunting.

"Keluarga berperan strategis dalam upaya pencegahan stunting sehingga perlu membangun kekuatan keluarga dalam pemenuhan gizi ibu hamil dan balita," kata Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Agus Suprapto ketika dihubungi dari Jakarta, Senin.

Terkait hal tersebut, Kemenko PMK mengajak seluruh keluarga untuk terus meningkatkan literasi atau pengetahuan mengenai upaya mencegah stunting.

"Misalnya, orang tua bisa meningkatkan pengetahuan atau pemahaman dengan banyak berkomunikasi dengan petugas kesehatan setempat atau banyak membaca mengenai upaya pencegahan stunting," katanya.

Baca juga: BKKBN: Adat dan pranikah kendala turunkan stunting di Bali

Baca juga: BKKBN dan Kemenag kerja sama cegah stunting dengan program prekonsepsi

Agus juga mengajak orang tua untuk memperbanyak konsumsi makanan bergizi yang kaya protein hewani di dalam menu keseharian keluarga.

"Perbanyak protein hewani seperti telur, ikan, ayam yang sangat baik untuk mendukung tumbuh kembang balita dan juga baik untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil," katanya.

Selain itu, Agus juga mengingatkan mengenai pentingnya pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah secara berkala untuk mencegah risiko anemia.

"Kepada orang tua yang memiliki anak perempuan, untuk memeriksakan Hb sang anak secara rutin, guna mencegah kondisi anemia pada remaja putri, karena dikhawatirkan jika anak perempuan ini nanti menikah dan hamil, kondisi anemia tersebut dikhawatirkan membuat ibu hamil berpotensi melahirkan anak yang kurang sehat," katanya.

Sementara itu, Agus juga mengatakan bahwa pemerintah terus memperkuat edukasi dan sosialisasi mengenai upaya mencegah stunting sebagai salah satu upaya mempercepat penurunan prevalensi stunting di Indonesia.

"Prevalensi stunting saat ini sebesar 24,4 persen, sementara pemerintah menargetkan angka stunting turun menjadi 14 persen pada 2024 atau turun tiga persen per tahun," katanya.

berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) Tahun 2021, prevalensi stunting saat ini masih berada pada angka 24,4 persen atau 5,33 juta balita.*

Baca juga: BKKBN genjot program bapak asuh cegah stunting.

Baca juga: Program anak asuh Kodim 0622 efektif percepat penanggulangan stunting

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022