“Ada sejumlah kejadian usai hujan lebat sejak Ahad (2/10) hingga Senin (3/10) pagi, salah satunya luapan Sungai Gajah Wong yang masuk permukiman penduduk,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta Nur Hidayat di Yogyakarta, Senin.
Luapan air Sungai Gajah Wong tersebut terjadi di Kecamatan Umbulharjo, tepatnya di Kampung Gambiran dengan 11 rumah terdampak dan di Kampung Balirejo dengan 10 rumah serta satu pondok pesantren yang terdampak.
Meskipun luapan air sungai langsung dapat ditangani, namun Nur mengatakan kejadian serupa masih dimungkinkan terjadi apabila hujan dengan intensitas lebat dan berdurasi cukup lama kembali terjadi.
Baca juga: Kualitas sungai Yogyakarta turun, warga diimbau kelola limbah domestik
Baca juga: Bank Dunia terkesan penataan kawasan kumuh Gajah Wong Yogyakarta
Oleh karenanya, Nur mengingatkan warga di bantaran sungai untuk meningkatkan kewaspadaan karena seluruh bantaran sungai di Kota Yogyakarta rentan meluap saat hujan lebat.
Selain Sungai Gajah Wong, di Kota Yogyakarta juga terdapat dua sungai besar yaitu Sungai Code dan Sungai Winongo. “Kewaspadaan tidak hanya untuk warga di bantaran sungai besar tetapi juga sungai-sungai kecil juga harus waspada,” katanya.
Selain air sungai yang meluap, hujan deras juga menyebabkan talut Sungai Buntung di Kampung Blunyahrejo longsor sepanjang 15 meter dan satu rumah warga terdampak namun tidak ada korban jiwa.
“Kerusakan diupayakan ditangani sementara dan kami komunikasikan dengan dinas terkait untuk perbaikan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Sumber Daya Air dan Drainase Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Yogyakarta Kurniadi Rahmawan mengatakan masih memiliki anggaran untuk perbaikan tak terduga pada infrastruktur yang rusak.
“Mudah-mudahan tidak ada longsor besar yang membutuhkan penanganan dengan anggaran yang juga besar. Tetapi, kami juga masih menunggu anggaran perubahan,” katanya.
DPUPKP Kota Yogyakarta juga tengah melakukan perbaikan sejumlah talut sungai yang mengalami kerusakan dengan anggaran insidentil, di antaranya di Pringgokusuman, Tegalrejo, Muja Muju, dan Wirobrajan.
“Dana tak terduga diprioritaskan untuk perbaikan talut yang sudah longsor. Memang ada beberapa yang rusak seperti retak, namun tidak mengancam permukiman penduduk. Untuk kerusakan seperti itu belum menjadi prioritas,” katanya.
Sedangkan kerusakan talut di Kampung Blunyahrejo, kata Kurniadi, merupakan talut yang sedang diperbaiki tetapi kembali rusak saat hujan lebat sehingga kerusakan akan langsung ditangani.*
Baca juga: BPBD Yogyakarta ingatkan warga Code tetap waspada potensi banjir lahar
Baca juga: Banjir, perjalanan kereta Yogyakarta - Jakarta dibatalkan hari ini
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022