"Biarkan kita mengubah ukuran kemajuan ekonomi kita hanya kepada pertumbuhan," kata Perry Warjiyo pada "The 8th International Islamic Monetary Economics and Finance Conference and Call for Papers" yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu.
Menurutnya, kemajuan ekonomi tidak bisa hanya dicerminkan oleh kemajuan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), tetapi bagaimana optimalisasi pertumbuhan PDB dengan melestarikan lingkungan yang biasa disebut ekonomi hijau.
Dengan begitu, lanjutnya, kesejahteraan manusia dan kemajuan ekonomi bisa tercapai namun tetap dengan menjaga keseimbangan.
"Jadi jangan justru dihancurkan, jaga keseimbangan dengan menjaga kemajuan ekonomi dan mencapai PDB tetapi tetap melestarikan lingkungan hijau," tuturnya.
Baca juga: BI proyeksi ekonomi RI tumbuh 5,5 persen pada triwulan III 2022
Selain itu, kata Perry, kemajuan ekonomi dengan keseimbangan antara pertumbuhan PDB dan kelestarian alam juga harus dibarengi dengan kelancaran distribusi.
Melihat ke seluruh dunia, saat ini global sedang menghadapi ketidakteraturan, stagflasi, penurunan pertumbuhan ekonomi global, serta inflasi yang sangat tinggi akibat gangguan pada energi dan pangan.
Orang nomor satu di BI tersebut menjelaskan energi dan pangan global saat ini tidak terdistribusi secara merata di seluruh dunia, bahkan sebanyak 20 persen energi dan pangan dimonopoli.
Oleh karenanya, kata dia, penting melakukan kemajuan pertumbuhan PDB yang dibarengi dengan ketercakupan yang merata, terutama di Indonesia, Asia, serta beberapa negara-negara berkembang.
"Kita tidak bisa hanya selalu mengandalkan mekanisme pasar dan peran pemerintah untuk kemajuan distribusi, karena ada batasnya," tegas Perry Warjiyo.
Baca juga: BI turunkan perkiraan CAD pada 2022 jadi 0,5 persen-1,3 persen PDB
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022