• Beranda
  • Berita
  • Puan ajak parlemen P20 atasi gejolak ekonomi lewat multilateralisme

Puan ajak parlemen P20 atasi gejolak ekonomi lewat multilateralisme

5 Oktober 2022 16:46 WIB
Puan ajak parlemen P20 atasi gejolak ekonomi lewat multilateralisme
Ketua DPR RI Puan Maharani (kiri) berbincang dengan Ketua Parlemen Singapura Tan Chuan-Jin (tengah) saat pertemuan bilateral di sela Parliamentary Forum in The Context of The G20 Parliamentary Speakers’ Summit (P20) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, (5/10/2022). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww (ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA)
Ketua DPR RI Puan Maharani mengajak parlemen negara-negara G20 untuk bersama-sama mengatasi gejolak ekonomi global melalui upaya multilateralisme guna mengantisipasi ancaman resesi ekonomi.

Hal tersebut disampaikan Puan dalam Pertemuan "Parliamentary Forum in the Context of the G20 Parliamentary Speakers Summit" (P20) di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu.

“Indonesia mengajak parlemen P20 melalui multilateralisme untuk mencari solusi dan konsensus dalam mengantisipasi resesi ekonomi, serta mengatasi scary effect gejolak ekonomi global,” kata Puan saat menyampaikan pidato sambutan.

Baca juga: Puan: DPR RI berkomitmen selesaikan krisis dan pandemi dalam P20

Selain itu, kata Puan, upaya multilateralisme diperlukan untuk mempercepat transformasi ekonomi guna menciptakan kesejahteraan rakyat yang lebih luas dan memperkuat orkestrasi G20 dalam menggerakkan agenda pembangunan berkelanjutan.

Ke depannya, kata Puan, bank sentral di seluruh dunia diperkirakan akan merespons gejolak ekonomi dengan melakukan peningkatan suku bunga secara cukup ekstrem dan bersama-sama sehingga hal itu akan berdampak pada resesi ekonomi.

“Gejolak ini akan mengakibatkan penurunan kesejahteraan masyarakat global. Krisis ekonomi yang merambat pada krisis sosial," ucapnya.

Baca juga: Ketua DPR dorong peningkatan kerja sama parlemen RI dan Inggris

Untuk itu, ujarnya, diperlukan berbagai langkah antarnegara, khususnya negara-negara G20 untuk dapat memastikan rantai pasok komoditi strategis tetap aman untuk memenuhi kebutuhan domestik.

Selain mengutamakan pemenuhan kebutuhan domestik dan kepentingan pasar, kata Puan, negara-negara produsen komoditas strategis diharapkan membangun kewajiban bersama untuk menjaga kebutuhan stok global yang stabil.

Selain itu, lanjut Puan, diperlukan pula kerja bersama dalam menyediakan stimulus pembangunan yang ditransmisikan untuk keperluan kegiatan ekonomi domestik.

“Dengan demikian konsumsi dan daya beli tetap terjaga. Orkestrasi dari kekuatan negara-negara G20 untuk mempercepat transformasi ekonomi, baik ekonomi digital maupun ekonomi hijau sangat diperlukan dalam bentuk nyata,” ujarnya.

Baca juga: Ketua DPR RI bertemu Ketua Dewan Rakyat Inggris jelang KTT P20

Puan mengatakan diperlukan penguatan implementasi agar ekonomi digital dan ekonomi hijau menjadi ekosistem ekonomi yang inklusif. Ia menyebut Indonesia telah memperkuat berbagai regulasi untuk mendorong ekonomi digital dan ekonomi hijau.

“Hal ini dilakukan melalui implementasi mengembangkan kemudahan berusaha, bank digital, pajak karbon, energi baru, dan terbarukan,” tuturnya.

Puan meyakini multilateralisme dapat menjawab permasalahan-permasalahan, seperti mendamaikan perang dagang, mendamaikan konflik geopolitik, mengatasi krisis pangan, energi melawan eksploitasi, membangun kemajuan bersama, dan sebagainya.

"Semoga pembahasan hari ini, Inter-Parliamentary Forum P20 tentang Peran Parlemen dalam Memperkuat Multilateralisme di Abad 21 dan Mitigasi Perubahan Iklim dapat menghasilkan agenda bersama yang produktif," kata Puan.

Pertemuan P20 dihadiri Presiden Inter-Parliamentary Union (IPU) Duarte Pacheco dan para Pimpinan Parlemen Negara G20, termasuk Speaker of The House of Commons Inggris Sir Lindsay Harvey Hoyle.

Forum ini merupakan rangkaian kegiatan the 8th G20 Parliamentary Speakers Summit (P20) yang akan dibuka secara resmi pada Kamis (6/10), di Gedung DPR RI. Adapun tema yang dibahas pada Inter-Parliamentary Forum P20 tentang Peran Parlemen dalam Memperkuat Multilateralisme di Abad 21.

Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022